Gabungan penjualan kendaraan listrik di negara-negara berkembang Asia dan Amerika Latin meningkat lebih dari 60 persen pada tahun sebelumnya (2024).
Sementara pasar Amerika Serikat mengalami pertumbuhan penjualan kendaraan listrik sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan saat ini penjualan kendaraan listrik di AS menyumbang lebih dari 10 persen dari total penjualan mobil di negara tersebut.
Di Eropa, pangsa pasar kendaraan listrik tetap stabil di angka 20 persen.
Stagnasi pangsa pasar di Eropa kemungkinan disebabkan oleh pengurangan atau penghentian program subsidi pemerintah untuk pembelian kendaraan listrik.
Keterjangkauan harga menjadi faktor utama yang mendorong adopsi EV.
“Pada akhir dekade ini, diperkirakan dua dari lima mobil terjual secara global karena EV menjadi semakin terjangkau,” kata Birol.
Secara global, harga kendaraan listrik baterai mengalami penurunan pada tahun 2024.
Penurunan ini disebabkan oleh dua faktor utama yakni persaingan yang semakin ketat antar produsen mobil listrik dan penurunan biaya produksi baterai, yang merupakan komponen termahal dalam kendaraan listrik.
Di China, dua pertiga dari kendaraan listrik yang terjual pada tahun 2024 memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin, bahkan tanpa adanya insentif dari pemerintah.
Baca juga: Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV
Namun situasinya berbeda di berbagai pasar.
Di Amerika Serikat, harga kendaraan listrik baterai masih sekitar 30 persen lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan dengan mesin pembakaran internal
Di Jerman, perbedaan harga antara kendaraan listrik baterai dan mobil bensin adalah sekitar 20 persen.
Akan tetapi biaya operasional EV jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan mobil tradisional yang berbahan bakar bensin.
Pertumbuhan pesat pasar EV sendiri akan membawa tantangan baru terkait dengan rantai pasokan dan persaingan industri.
IEA menyadari pentingnya isu tersebut dan sedang mempersiapkan laporan khusus untuk memberikan panduan dan analisis bagi industri otomotif dalam menghadapi perubahan ini.
Sedangkan para pemimpin industri pun perlu aktif memantau perkembangan tersebut agar dapat mengambil keputusan yang tepat untuk masa depan bisnis mereka, baik dalam hal investasi, strategi produk, maupun adaptasi terhadap perubahan pasar.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya