KOMPAS.com – Di wilayah-wilayah pedesaan Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam menopang roda perekonomian.
Keterbatasan lapangan kerja dari sektor industri besar mendorong warga untuk memaksimalkan potensi usaha berbasis komunitas sebagai alternatif penghidupan.
Salah satu contohnya ada di Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu. Pada 2016, angka kemiskinan di desa ini tercatat sebesar 22 persen. Angka tersebut menurun drastis menjadi 13 persen pada 2022.
Penurunan itu terjadi seiring berkembangnya unit-unit usaha yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), didukung oleh program pemberdayaan ekonomi dari PT Multi Harapan Utama (MHU), perusahaan tambang batu bara yang aktif mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Pembinaan UMKM menjadi pilar utama MHU dalam memperkokoh fondasi ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya. Upaya pemberdayaan ini melibatkan sinergi dengan berbagai elemen masyarakat, menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi akar rumput.
Di wilayah lingkar tambang, MHU secara aktif membina 12 kelompok UMKM dengan beragam lini usaha, mulai dari kreasi kuliner olahan seperti keripik pisang, keripik singkong, dan kerupuk nangka yang dihasilkan oleh UPPKS Masitah, UKM Solaindo, dan UKM Mapantama, hingga inovasi minuman khas Teh Bawang Dayak (TeaWai) dan Teh Serai dari UKM Solaindo dan UKM Sruput Wangi.
Untuk memperkuat kelembagaan ekonomi di tingkat desa, MHU juga bersinergi dengan 8 BUMDes dan Koperasi.
Sinergi tersebut meliputi BUMDes Margahayu Makmur Mandiri, BUMDes Payang Sejahtera, Pengelola WTP Tirta Sungai Jembayan, Kelompok Usaha Tirta Harapan, dan KSPAM Harapan Mandiri yang bergerak dalam pengelolaan air bersih.
Dalam menjalankan program pemberdayaan UMKM itu, MHU juga menggandeng 5 Lembaga Pendamping Masyarakat (LPM). Universitas Kutai Kartanegara terlibat dalam kerja sama pendampingan pendidikan, pelatihan masyarakat, dan penelitian.
Universitas Mulawarman Samarinda fokus pada kerja sama pendampingan bidang perkayuan. PKBM Putri Karang Melenu Loa Kulu Kota memberikan pendampingan bidang pendidikan kesetaraan.
Program komprehensif yang diinisiasi MHU tidak hanya berfokus pada pelatihan teknis produksi, tapi juga membekali para pelaku usaha dengan beragam keterampilan manajerial esensial. Hal ini mencakup penentuan harga yang kompetitif, pengurusan perizinan usaha, desain kemasan yang menarik, hingga penyusunan strategi pemasaran yang efektif.
Lebih lanjut, MHU berupaya membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk UMKM lokal, termasuk peluang untuk menembus toko modern dan berbagai platform daring.
Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Rudy Salahuddin menekankan pentingnya keberadaan UMKM sebagai penyangga utama ekonomi nasional.
“Ini (UMKM) critical engine untuk perekonomian Indonesia supaya maju. Kita bertopang sangat besar kepada UMKM,” ujarnya.
Pernyataan tersebut didukung oleh data Kementerian Keuangan yang mencatat bahwa UMKM mencakup 99,9 persen dari total pelaku usaha di Indonesia dan mampu menyerap lebih dari 97 persen tenaga kerja nasional. Kontribusi signifikan UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga mencapai lebih dari 60 persen.
Dengan kontribusi yang sedemikian besar, tidaklah berlebihan jika UMKM diibaratkan sebagai “kecil-kecil cabai rawit”. Sebab, sektor ini terbukti mampu menopang daya tahan ekonomi Indonesia, bahkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan krisis.
Desa Sungai Payang di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, menjadi salah satu contoh kesuksesan transformasi ekonomi lokal berkat semangat masyarakatnya dan kemitraan strategis dengan MHU.
Kolaborasi itu menjadi fondasi bagi pengembangan BUMDes Payang Sejahtera yang kini menjadi motor penggerak perekonomian desa.
Melalui sinergi dengan MHU, BUMDes Payang Sejahtera berhasil mengembangkan 11 unit usaha yang beragam, menjawab berbagai kebutuhan masyarakat dan peluang ekonomi yang ada.
Lini usaha tersebut meliputi jasa angkutan tandan buah sawit, jasa pencuci pakaian karyawan tambang, katering, pengelolaan air bersih, dan berbagai inisiatif lainnya yang memberdayakan potensi lokal.
Transformasi ekonomi juga berdampak pada status administratif desa. Berkat kemajuan yang pesat, Sungai Payang berhasil bertransformasi dari desa tertinggal pada 2017 menjadi desa mandiri pada 2022.
Capaian itu semakin diperkuat dengan inovasi "Mabuk Kepayang"—kemitraan strategis antara BUMDes dan masyarakat—yang berhasil meraih pengakuan nasional dengan menembus Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2022.
Dampak positif dari kemitraan dengan MHU tecermin jelas dalam pertumbuhan pendapatan BUMDes Payang Sejahtera yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2017, pendapatan BUMDes tercatat sebesar Rp 1,4 miliar. Seiring dengan berjalannya kemitraan dan pengembangan unit usaha, pendapatan terus meningkat menjadi Rp 2,6 miliar pada 2018.
Meskipun sempat mengalami sedikit fluktuasi pada 2019 dengan pendapatan Rp 2,4 Miliar, BUMDes kembali menunjukkan tren positif kuat, mencapai Rp 7,9 miliar pada 2020.
Puncaknya, pada 2021, pendapatan BUMDes melonjak hingga Rp 13,4 miliar, sebelum akhirnya stabil di angka yang tetap tinggi, yaitu Rp 12,1 miliar pada 2022.
Pertumbuhan pendapatan luar biasa itu adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi yang konstruktif antara perusahaan dan masyarakat dapat menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Warga Sungai Payang yang terlibat dalam usaha katering BUMDes, Ardiana, mengatakan bahwa kolaborasi tersebut memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya kemitraan, kami dibantu bukan hanya dapat pekerjaan tapi juga modal,” ujarnya.
Ia menambahkan, usaha kateringnya kini melayani hingga 1.800 boks makanan setiap hari untuk kebutuhan karyawan perusahaan kontraktor tambang. Selain menghidupi keluarga sendiri, usaha tersebut juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga, termasuk ibu tunggal, yang bekerja secara paruh waktu dengan penghasilan layak.
Secara keseluruhan, BUMDes Payang Sejahtera telah mempekerjakan sekitar 250 orang. Mayoritas dari mereka merupakan perempuan dari kalangan kurang mampu, yang kini memiliki penghasilan tetap dan pekerjaan yang fleksibel.
Salah satu ekspansi usaha yang dikelola BUMDes Payang Sejahtera adalah pembangunan pabrik pupuk kompos. Pabrik ini mengolah tandan kosong kelapa sawit, limbah dari pabrik kelapa sawit di sekitar desa, menjadi pupuk organik.
Pengembangan unit usaha itu dimulai pada 2019. Proses pembangunan dilakukan melalui kolaborasi antara MHU, PT Niagamas Gemilang, pemerintah kabupaten, akademisi, serta pelaku usaha lainnya. Total dana yang dihimpun untuk proyek ini mencapai Rp 2,15 miliar.
Tim peneliti dari Universitas Kutai Kartanegara terlibat dalam proses uji laboratorium dan pemilihan formulasi terbaik. Pabrik mulai beroperasi pada 2021 dan langsung berkontribusi terhadap pendapatan desa, termasuk untuk kebutuhan reklamasi tambang dan sektor pertanian lokal.
Kisah Desa Sungai Payang menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan dari pihak swasta, seperti MHU, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi desa secara nyata.
Hal itu tecermin dari berbagai pencapaian yang berhasil diraih oleh BUMDes Payang Sejahtera. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa sinergi yang tepat dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat secara berkelanjutan.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Yandri Susanto dalam kunjungannya ke Desa Sungai Payang pada Desember 2024 melontarkan pujian atas hasil kolaborasi yang sukses mengelola pola kemitraan dengan perusahaan sehingga bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lainnya di Indonesia.
"Ada kolaborasi antara desa sama pihak ketiga, yaitu pihak perusahaan (MHU). Kami mengapresiasi cara kolaborasi luar biasa ini, termasuk BUMDesnya bisa menyerap tenaga kerja lebih dari 240 orang. BUMDesnya terbaik. Jadi, Sungai Payang pastinya akan jadi cerita baik saya, menjadi desa yang dibanggakan desa-desa lain. Sebab, 75.000 desa lain di Indonesia belum banyak yang maju atau sehebat Sungai Payang,” kata Yandri.
Melalui program pemberdayaan UMKM, pelatihan manajerial, dan pengembangan unit usaha berbasis komunitas, inisiatif itu turut mendukung sejumlah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Kontribusinya mencakup pengentasan kemiskinan (Tujuan 1) melalui penurunan angka kemiskinan desa, penciptaan lapangan kerja yang layak bagi kelompok rentan seperti perempuan dan ibu tunggal (Tujuan 8), inovasi industri lokal lewat pembangunan pabrik pupuk kompos (Tujuan 9), serta pengelolaan limbah sawit yang mendukung pelestarian ekosistem daratan (Tujuan 15).
Seluruh program dijalankan melalui kemitraan erat antara perusahaan dan masyarakat, mencerminkan semangat kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Tujuan 17).
Chief Executive Officer (CEO) MMSGI Sendy Greti menyampaikan bahwa melalui MHU, MMSGI terus berupaya menciptakan solusi masa depan yang berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
Selain berfokus pada isu lingkungan dan keberlanjutan, MMSGI melalui MHU juga aktif mendorong penguatan ekonomi lokal melalui berbagai inisiatif pemberdayaan UMKM yang melibatkan kolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait.
“Kami percaya bahwa pembangunan ekonomi tidak bisa berjalan sendiri. Karena itu, kami menggandeng mitra strategis untuk menciptakan program UMKM yang tidak hanya memberikan akses pelatihan dan pendampingan, tapi juga membuka peluang pasar yang berkelanjutan. Kami ingin masyarakat sekitar ikut tumbuh bersama kami,” ujar Sendy.
Program pemberdayaan UMKM ini telah membuka ruang bagi masyarakat di wilayah operasional untuk mandiri secara ekonomi melalui kegiatan produktif yang selaras dengan potensi lokal. MMSGI meyakini bahwa keberlanjutan tidak hanya soal lingkungan, tapi juga mencakup ketahanan ekonomi masyarakat.
“Melalui kolaborasi ini, kami ingin meninggalkan warisan yang tidak hanya hijau, tapi juga kuat secara ekonomi. Harapan kami, kontribusi ini bisa menjadi pijakan bagi generasi mendatang untuk hidup yang lebih baik,” ucap Sendy.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya