Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenaker: Ekonomi Hijau Bisa Ciptakan Lapangan Kerja Baru

Kompas.com - 11/06/2025, 19:29 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Yassierli, mengatakan bahwa saat ini Indonesia tengah menggarap ekonomi hijau dan digital sebagai sumber pekerjaan baru yang lebih layak dan berkelanjutan.

Ekonomi hijau adalah sistem ekonomi yang berusaha meningkatkan kesejahteraan manusia dan mengurangi risiko sosial serta ketidakseimbangan ekologis melalui sektor industri yang rendah emisi gas rumah kaca, sektor pengembangan energi terbarukan, sektor pertanian berkelanjutan, dan sektor pengelolaan limbah secara bijaksana.

Adapun, pernyataan tersebut disampaikan sebagai respons atas laporan Dirjen Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) yang menyoroti tantangan dunia kerja, seperti meningkatnya pengangguran, kesenjangan sosial, dan ketidakpastian ekonomi. Menurut Yassierli, persoalan serupa juga dihadapi Indonesia dan harus ditangani secara bersama-sama.

“Indonesia percaya dunia kerja harus dibangun secara adil dan kuat agar mampu menjawab tantangan global,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Ketenagakerjaan pada Rabu (11/6/2025)

Pemerintah, lanjutnya, di samping mengembangkan ekonomi hijau dan digital juga berupaya membuka lapangan kerja yang lebih merata dan berkelanjutan, dengan perhatian khusus pada generasi muda dan kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas.

Untuk mendukung hal tersebut, terutama sektor-sektor pekerjaan hijau yang membutuhkan keterampilan baru, pemerintah mengembangkan program pelatihan kerja dan pemagangan industri agar kemampuan pencari kerja sesuai dengan kebutuhan dunia usaha saat ini dan ke depan.

Baca juga: Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

Yassierli menambahkan bahwa penciptaan lapangan kerja perlu diimbangi dengan perlindungan pekerja. Oleh sebab itu, pemerintah berupaya memperkuat sistem jaminan sosial serta keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk perlindungan dari risiko baru seperti penyakit akibat pekerjaan.

Pemerintah juga mendorong transisi pekerja dari sektor informal ke sektor formal agar mereka mendapat hak dan perlindungan yang lebih baik.

Di sisi lain, menurut Yassierli, produktivitas merupakan kunci pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, ia menekankan bahwa pertumbuhan tersebut harus berdampak nyata yang inklusif bagi semua pihak, baik bagi pekerja maupun pengusaha.

Karena itu, Yassierli menekankan pentingnya dialog sosial yang seimbang, termasuk di sektor ekonomi digital seperti ojek online dan kurir aplikasi.

“Adanya kemajuan teknologi tidak boleh jadi mengorbankan hak-hak pekerja,” ujar Yassierli.

Dalam kesempatan yang sama, Yassierli juga menyatakan dukungan penuh Indonesia terhadap rakyat Palestina yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan. Ia menyebut, Indonesia mendukung rencana darurat ILO untuk membuka peluang kerja bagi mereka yang terdampak konflik.

“Sudah waktunya dunia bekerja sama dengan semangat solidaritas dan kepedulian terhadap manusia. Indonesia siap ikut ambil bagian,” pungkasnya.

Baca juga: Potensi Green Jobs dari RUPTL 2025 - 2034 Perlu Dibarengi Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
Pemerintah
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
Swasta
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau