Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Nasional di Kenya Berbenah di Tengah Ancaman Perubahan Iklim

Kompas.com - 26/05/2025, 20:17 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Earth.Org

KOMPAS.com — Taman Nasional Meru di Kenya menjadi surga alam liar. Hamparan sabana, hutan, dan pegunungan menyatu menjadi lanskap yang memesona.

Gajah melintas tenang di antara pepohonan, jerapah menyusuri semak belukar, dan singa berbaring santai di bawah matahari serta macan tutul berkeliaran yang tidam terlihat, tetapi selalu ada. Namun di balik keindahan itu, Meru tengah menghadapi tantangan besar.

Taman seluas 870 kilometer persegi ini punya sejarah panjang dalam dunia konservasi. Di sinilah pasangan George dan Joy Adamson membesarkan Elsa, singa betina yang kisahnya diabadikan dalam buku dan film Born Free.

Baca juga: BRIN: Perubahan Iklim Picu Peningkatan Sebaran Penyakit Menular

 

Namun, kejayaan itu sempat hilang. Populasi satwa liar menurun drastis akibat perburuan, pariwisata lesu, dan taman hampir hancur.

Beruntung, kini Meru telah bangkit, jumlah satwa liar meningkat dan sejarah taman tersebut dihormati, tidak dilupakan. Generasi baru konservasionis — Grace Leonard Waidaka, manajer umum Elsa's Kopje — memimpin momentum itu.

Mengutip Earth.org, Senin (26/5/2025), Grace adalah salah satu dari sedikit perempuan Kenya, yang mengelola pondok ekologi kelas dunia yang diukir di lereng bukit tempat George Adamson pernah mendirikan kemah.

Pekerjaannya merupakan bagian dari gerakan yang lebih luas untuk melindungi tempat ini agar memiliki ketahanan iklim. Agar konservasi yang digerakkan oleh masyarakat terus berjalan, dan masa depan Kenya yang terus berkembang.

Taman Nasional Meru merupakan contoh bagi konservasi global saat ini. Taman ini merupakan salah satu tempat awal di mana ide-ide seperti rehabilitasi hewan, rewilding, dan koeksistensi manusia-satwa liar diterapkan jauh sebelum diadopsi secara luas di tempat lain di dunia.

Pada pertengahan abad ke-20, tanah ini menjadi latar belakang kisah yang menarik banyak perhatian.

Setelah tiga anak singa secara tidak sengaja menjadi yatim piatu pada tahun 1956 lalu di rawat oleh George Adamson dan istrinya Joy sehingga salah satu anak singa tersebut, Elsa, menjadi singa betina pertama yang berhasil direhabilitasi dan dilepaskan ke alam liar.

Hal itu menjadi sebuah pencapaian yang akhirnya menginspirasi buku terlaris karya Joy Born Free dan adaptasi film yang mengikutinya.

Keluarga Adamson membantu mengubah pandangan global terhadap satwa liar, mereka menunjukkan bahwa hewan liar layak dilindungi. Namun, semua berubah setelah Joy dibunuh pada tahun 1980 dan George dibunuh oleh pemburu liar pada tahun 1989.

Ketidakhadiran mereka menciptakan kekosongan. Pada tahun-tahun berikutnya, sorotan beralih, dan Meru terabaikan bahkan ada diskusi tentang mengubah sebagian taman menjadi lahan pertanian.

Baca juga: Dari Piring, Melawan Perubahan Iklim

 

Untuk tempat yang pernah menjadi ikon gerakan konservasi, itu adalah perubahan yang menyakitkan.

Bencana ini berhasil diatasi ketika Elsa's Kopje dibuka pada tahun 1999. Pondok yang dipahat di tonjolan granit Bukit Mughwango ini didukung oleh tokoh konservasi terkemuka termasuk Dr. Richard Leakey dan Virginia McKenna.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Swasta
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Pemerintah
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Pemerintah
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Pemerintah
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
LSM/Figur
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
Pemerintah
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
Pemerintah
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
Pemerintah
PBB Sebut Pendanaan Adaptasi Iklim Global Harus Naik 12 Kali Lipat
PBB Sebut Pendanaan Adaptasi Iklim Global Harus Naik 12 Kali Lipat
Pemerintah
TMD Lippo Land Dukung Generasi Sehat dan Cerdas lewat Bantuan Pendidikan untuk Siswa SD
TMD Lippo Land Dukung Generasi Sehat dan Cerdas lewat Bantuan Pendidikan untuk Siswa SD
Swasta
DLH Jakarta Pertimbangkan Sanksi Sosial ke Pembakar Sampah, Foto Pelaku Bakal Dipajang
DLH Jakarta Pertimbangkan Sanksi Sosial ke Pembakar Sampah, Foto Pelaku Bakal Dipajang
Pemerintah
Krisis Iklim bagi Gen Z Masih Soal Cuaca Ekstrem, Pelibatan Mereka Sekadar Formalitas
Krisis Iklim bagi Gen Z Masih Soal Cuaca Ekstrem, Pelibatan Mereka Sekadar Formalitas
LSM/Figur
IESR: SNDC Tak Hadirkan Terobosan, Cuma Perbarui Metode Hitung Emisi
IESR: SNDC Tak Hadirkan Terobosan, Cuma Perbarui Metode Hitung Emisi
LSM/Figur
Sisir Tambang Ilegal di Gunung Salak, Petugas Hancurkan 31 Tenda Biru
Sisir Tambang Ilegal di Gunung Salak, Petugas Hancurkan 31 Tenda Biru
Pemerintah
BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu
BRIN Kembangkan WoodPlastic, Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau