Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah

Kompas.com - 19/06/2025, 19:43 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pakar Bidang Riset & Teknologi Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Arya Rezavidi, menyoroti produktivitas sumber daya manusia di Indonesia yang masih rendah di sektor energi terbarukan khususnya dalam pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Padahal, potensi green jobs di Indonesia sangat tinggi yakni sebanyak 790.000.

"Sebenarnya kalau yang kami lihat dari pekerja lokal kita bukan dari masalah skill, tetapi mungkin dari kalau bekerja itu efisiensinya. Jadi produktivitasnya itu masih lebih rendah dibanding yang lain," ujar Arya usai menghadiri acara Solar Academy Indonesia, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2025).

Menurut Arya, pengembangan SDM di sektor PLTS harus menyasar berbagai jenis keahlian, bukan hanya instalasi tetapi juga insinyur, analis regulasi, analis teknis, analis keuangan, software engineer, safety engineer, serta tenaga ahli lain. Pelatihan intensif juga diperlukan bagi SDM dalam meningkatkan keahlian tersebut.

Baca juga: Potensi Green Jobs dari RUPTL 2025 - 2034 Perlu Dibarengi Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja

"Pelatihan-pelatihan semacam ini memang enggak bisa sekali harus rutin. Jadi makanya di dalam sistem kompetensi pekerja Indonesia ada yang namanya sertifikasi, tetapi ada masa berlakunya. Setelah itu baru kita lihat apakah nanti pekerja mengalami kemampuan peningkatan kemampuan atau tidak," jelas Arya.

Kementerian Ketenagakerjaan telah mengeluarkan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) untuk pekerja di sektor PLTS.

Standar itu meliputi perencanaan, pemasangan, pemeriksaan, pengoperasian, dan pemeliharaan PLTS yang menjadi acuan penting dalam memastikan kualitas maupun keamanan instalasi.

Arya mengatakan, SKKNI dan standar teknis diatur dalam Peraturan Kemenaker Nomor 1-82 Tahun 2017 tentang perencanaan PLTS, Nomor 166 Tahun 2019 tentang pemasangan PLTS, serta standar modul kristal silikon berdasarkan IEC 6-2015 yang diwajibkan dalam regulasi Kemenaker Nomor 2 Tahun 2021.

Standar kompetensi kerja disusun oleh Komite Teknis melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM.

Baca juga: Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

"Solar Academy ini kan memberikan pelatihan-pelatihan saja, tetapi si pekerja ini harus juga nanti memiliki namanya sertifikasi profesi. Tujuannya supaya mereka bisa diakui oleh yang lain dan dianggap sudah memiliki standar yang sama," sebut Arya.

Sementara itu, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 disebut berpotensi menghadirkan 1,7 juta lapangan pekerjaan. 

Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan, Wahyudi Joko Santoso, menyatakan PLTS diprediksi memberikan peluang lapangan kerja bagi lebih 350.000 pekerja.

"Angka ini paling tinggi di antara sektor EBT lainnya. Pemerintah mendorong kolaborasi lintas sektor termasuk dengan pelaku usaha dan mitra swasta, khususnya dalam peningkatan keterampilan tenaga kerja di sektor PLTS," tutur Wahyudi. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Komitmen Perusahaan Besar, Mulai Beralih pada Beton Ramah Lingkungan
Komitmen Perusahaan Besar, Mulai Beralih pada Beton Ramah Lingkungan
Pemerintah
Ilmuwan Temukan Cara Tanam Padi Lebih Bernutrisi dengan Pupuk Lebih Sedikit
Ilmuwan Temukan Cara Tanam Padi Lebih Bernutrisi dengan Pupuk Lebih Sedikit
LSM/Figur
Atasi Sampah, BRI Peduli Latih Masyarakat di Bali Perkuat Mutu Produk Pupuk Kompos
Atasi Sampah, BRI Peduli Latih Masyarakat di Bali Perkuat Mutu Produk Pupuk Kompos
BUMN
Studi: Bumi Makin Panas, Bandara Makin Bising
Studi: Bumi Makin Panas, Bandara Makin Bising
LSM/Figur
Andalkan Listrik Bersih PLN, Industri Timah Bangka Belitung Sukses Tingkatkan Efisiensi Produksi
Andalkan Listrik Bersih PLN, Industri Timah Bangka Belitung Sukses Tingkatkan Efisiensi Produksi
BUMN
Innovation Lab 2025 Perkuat Kemandirian OMS lewat Bisnis Berkelanjutan
Innovation Lab 2025 Perkuat Kemandirian OMS lewat Bisnis Berkelanjutan
Swasta
76 Persen Publik Setuju, TCSC IAKMI Desak Kemenkes Terapkan Kemasan Rokok Polos
76 Persen Publik Setuju, TCSC IAKMI Desak Kemenkes Terapkan Kemasan Rokok Polos
LSM/Figur
Jadi Teladan Kepemimpinan Konservasi Air, Chandra Asri Group dan Aster Sabet Ecolab Awards
Jadi Teladan Kepemimpinan Konservasi Air, Chandra Asri Group dan Aster Sabet Ecolab Awards
Swasta
Survei: 76,2 Persen Publik Setuju Rokok Dikemas Tanpa Logo
Survei: 76,2 Persen Publik Setuju Rokok Dikemas Tanpa Logo
LSM/Figur
Potensi Ekonomi Sirkular Tuna Rp 10 Triliun, Buka Banyak Lapangan Kerja
Potensi Ekonomi Sirkular Tuna Rp 10 Triliun, Buka Banyak Lapangan Kerja
LSM/Figur
Di PBB, Presiden Prabowo Pamer Rekor Produksi Beras Indonesia
Di PBB, Presiden Prabowo Pamer Rekor Produksi Beras Indonesia
Pemerintah
Riset: Mayoritas Perusahaan Bangun Proyek Baru di Lokasi yang Rentan Bencana Iklim
Riset: Mayoritas Perusahaan Bangun Proyek Baru di Lokasi yang Rentan Bencana Iklim
Swasta
ASRI Gandeng Pokja SMA 78 Jakarta Hidupkan Solusi Keberlanjutan Lingkungan di Sekolah
ASRI Gandeng Pokja SMA 78 Jakarta Hidupkan Solusi Keberlanjutan Lingkungan di Sekolah
LSM/Figur
BRIN Ingatkan Petani Tak Sembarangan Campur Pestisida Alami
BRIN Ingatkan Petani Tak Sembarangan Campur Pestisida Alami
Pemerintah
Musim Kebakaran Global Kian Panjang akibat Ulah Manusia
Musim Kebakaran Global Kian Panjang akibat Ulah Manusia
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau