Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BLDF Serahkan Insinerator untuk Kelola Sampah Residu di Kudus

Kompas.com - 25/06/2025, 22:58 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menyerahkan bantuan insinerator untuk pengelolaan sampah residu di dua desa, yakni Jati Kulon dan Kedungdowo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Bantuan ini menjadi bagian dari upaya mendukung target pengelolaan 90 persen sampah nasional sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

Insinerator yang diserahkan bertujuan mengolah sampah anorganik tak bernilai yang tak dapat diproses ulang, seperti plastik multilapis dan popok. Teknologi ini melengkapi sistem pengelolaan sampah organik dan anorganik yang telah dikembangkan BLDF sejak 2018.

Baca juga: BLDF Revitalisasi Taman Museum RA Kartini, Tanam Bunga hingga Pohon Herbal

“Sebagus apa pun teknologinya, kunci keberhasilan pengelolaan sampah tetap pada individu sebagai produsen sampah,” ujar Program Director BLDF Jemmy Chayadi, Minggu (23/6/2025).

Bupati Kudus Sam’ani Intakoris mengapresiasi bantuan tersebut dan berharap insinerator mendorong semangat desa untuk mandiri dalam mengelola sampah.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

“Jumlah insinerator ini sifatnya awal, nanti akan bertambah. Kami berharap alat ini dirawat dengan baik,” ujarnya.

Ramah Lingkungan, Hemat Energi

Insinerator yang diserahkan BLDF dirancang lebih ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan bakar fosil.

Untuk operasional, alat ini memanfaatkan energinya dari proses pembakaran sampah residu dalam suhu tinggi. Agar bisa beroperasi 24 jam, satu unit insinerator membutuhkan sekitar 6,5 ton sampah residu per hari yang dikumpulkan dari tiga desa.

Deputy Manager Program BLDF, Redi Joko Prasetyo, menekankan pentingnya pemilahan sampah di tingkat rumah tangga.

Baca juga: Libatkan 200 Mahasiswa UMK, BLDF Tanam Pohon Beragam Jenis

 

“Agar tidak mencemari lingkungan, insinerator hanya bisa beroperasi dengan sampah residu non-organik. Maka penyortiran dari sumber menjadi kunci utama,” jelasnya.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) 2024, Kabupaten Kudus menghasilkan 159.650 ton sampah per tahun atau setara 4,5 persen timbulan sampah nasional.

Menuju Desa Mandiri Kelola Sampah

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup Kudus, Abdul Halil, menyebut inisiatif BLDF telah mendukung kapasitas desa dalam mengelola sampah. Ia menargetkan 60 persen kepala keluarga di desa mampu memilah sampah secara mandiri.

“Jika tidak dikelola dengan bijak, sampah akan menjadi persoalan serius. Gunungan sampah di TPA saat ini sudah luar biasa,” kata Abdul Halil.

Pascaserah-terima ini, BLDF berharap dua desa penerima bantuan mampu mengelola insinerator secara mandiri, sekaligus menginspirasi desa lain dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau