Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobosan Ilmiah, Ubin Jamur Bertekstur Kulit Gajah Solusi Pendingin Alami

Kompas.com - 26/06/2025, 16:21 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan di Nanyang Technological University (NTU) di Singapura telah mengembangkan bahan bangunan baru yang menjanjikan untuk membantu mengurangi konsumsi energi di gedung.

Tim peneliti telah menciptakan ubin jamur khusus dengan tekstur seperti kulit gajah yang secara alami dapat mendinginkan bangunan tanpa menggunakan listrik atau sumber energi lainnya.

Seperti namanya, Ubin inovatif ini terbuat dari biomaterial yang menggabungkan miselium, jaringan akar jamur, dengan limbah organik.

Para peneliti kemudian berkolaborasi dengan firma desain ekologi dan biomimikri lokal bioSEA untuk memberikan ubin tekstur bergelombang dan keriput yang meniru kulit gajah.

Gajah tidak memiliki kelenjar keringat dan bergantung pada kerutan kulit untuk mengatur suhu tubuh di iklim panas. Dan peneliti menerapkan mekanisme tersebut pada ubin jamur.

Mengutip Happy Eco News, Kamis (26/6/2025) uji laboratorium menunjukkan bahwa ubin jamur yang terinspirasi kulit gajah mendingin 25 persen lebih cepat daripada ubin miselium datar.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Baca juga: Perusahaan Bahan Bangunan Raup Untung dari Produk Berkelanjutan

Ubin bertekstur juga memanas lebih lambat, dengan laju pemanasan 2 persen lebih rendah daripada ubin datar. Yang lebih mengagumkan lagi, efek pendinginan meningkat hingga 70 persen dalam simulasi kondisi hujan, sehingga ubin ini sangat cocok untuk iklim tropis.

Associate Professor Hortense Le Ferrand, yang memimpin penelitian ini, menyoroti potensi ubin jamur ini sebagai alternatif berkelanjutan untuk bahan bangunan konvensional.

“Bahan insulasi semakin terintegrasi ke dalam dinding bangunan untuk meningkatkan efisiensi energi, tetapi sebagian besar bahan ini sintetis dan memiliki konsekuensi lingkungan selama siklus hidupnya,” jelasnya.

Sebagai informasi, industri konstruksi menyumbang hampir 40 persen dari semua emisi terkait energi di seluruh dunia. Menemukan alternatif ramah lingkungan seperti ubin jamur ini dapat membantu mengurangi dampak lingkungan ini secara signifikan.

Para peneliti membuat ubin jamur menggunakan miselium dari jamur tiram, jamur yang umum ditemukan. Mereka mencampurnya dengan serutan bambu yang dikumpulkan dari toko furnitur, gandum, dan air.

Menggunakan pemodelan komputasional, campuran tersebut dikemas ke dalam cetakan heksagonal dengan tekstur yang terinspirasi dari kulit gajah yang dirancang oleh bioSEA.

Ubin jamur dibiarkan tumbuh dalam gelap selama dua minggu, dikeluarkan dari cetakan, dan dibiarkan tumbuh selama dua minggu lagi.

Terakhir, ubin jamur dikeringkan dalam oven pada suhu 48 derajat C selama tiga hari untuk menghilangkan kelembapan dan menghentikan pertumbuhan miselium lebih lanjut.

Para peneliti melakukan uji panas terperinci untuk menilai bagaimana tekstur kulit gajah memengaruhi kinerja ubin jamur.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau