Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Dapat Tambahan 10 Persen Anggaran untuk Penanganan Iklim

Kompas.com - 27/06/2025, 19:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Negara anggota PBB telah menyepakati untuk menaikkan anggaran United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) sebesar 10 persen untuk dua tahun ke depan.

UNFCCC merupakan badan PBB yang menangani perubahan iklim. Kesepakatan ini terjadi dalam negosiasi iklim yang berlangsung pada 16-26 Juni di Bonn, Jerman.

Melansir Reuters, Jumat (27/6/2025) komitmen pemerintah ini pun menunjukkan adanya kerja sama internasional yang kuat untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.

Kesepakatan yang disetujui oleh hampir 200 negara, mulai dari Jepang, Arab Saudi hingga negara kepulauan kecil Fiji ini juga merupakan pencapaian luar biasa karena dicapai di tengah berbagai tantangan dan hambatan.

Baca juga: Perubahan Iklim Pangkas Panen Global Meski Petani Sudah Beradaptasi

Situasi yang dimaksud antara lain pemotongan dana di lembaga PBB, pengurangan kontribusi AS, serta penolakan politik terhadap kebijakan iklim yang ambisius di beberapa negara Eropa.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Lebih lanjut, negara-negara telah mencapai kesepakatan untuk mengalokasikan anggaran inti sebesar 81,5 juta Euro untuk UNFCCC. Anggaran akan digunakan selama periode 2026 hingga 2027.

Angka tersebut naik 10 persen dari anggaran yang dialokasikan untuk dua tahun sebelumnya (2024-2025). Seluruh anggaran inti ini didanai oleh kontribusi dari pemerintah negara-negara anggota.

Menariknya, kontribusi China terhadap anggaran tersebut juga meningkat. Negara ini akan menanggung 20 persen dari anggaran baru itu, naik dari 15 persen di tahun sebelumnya.

Meski China menaikkan kontribusinya, AS tetap memiliki porsi anggaran terbesar yakni 22 persen.

Namun ada hambatan karena Presiden Donald Trump telah mundur dari Perjanjian Iklim Paris dan menghentikan pendanaan iklim internasional sehingga menciptakan kontribusi.

Untuk mengatasinya, Bloomberg Philanthropies telah berjanji untuk menutupi kontribusi AS terhadap anggaran UNFCCC.

Baca juga: Peneliti Ungkap Peran Pemimpin Lokal dalam Membangun Ketahanan Perubahan Iklim

Kepala iklim PBB Simon Stiell mengungkapkan peningkatan anggaran tersebut merupakan sinyal bahwa pemerintah melihat kerja sama iklim yang diselenggarakan PBB sebagai hal yang penting bahkan di masa sulit.

UNFCCC adalah badan yang menyelenggarakan negosiasi iklim tahunan di antara negara-negara.

Selain negosiasi, UNFCCC juga membantu dalam mengimplementasikan kesepakatan-kesepakatan yang dibuat, termasuk Perjanjian Paris 2015 yang mewajibkan hampir semua negara untuk membatasi pemanasan global.

Badan ini menghadapi kekurangan anggaran yang parah dalam beberapa tahun terakhir, karena para donor utama termasuk China dan AS belum membayar tepat waktu, yang mendorong badan tersebut untuk memangkas biaya termasuk dengan membatalkan beberapa acara.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau