Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Kesehatan Gratis Masuk Desa, Periksa 133 Warga di Cipelah

Kompas.com, 1 Juli 2025, 18:36 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Kompas.com — Akses layanan kesehatan yang layak masih menjadi tantangan nyata bagi sebagian masyarakat desa. Jarak yang jauh ke fasilitas kesehatan, keterbatasan mobilitas, hingga beban biaya membuat sebagian warga kesulitan menjalani pemeriksaan rutin.

Di tengah kondisi itu, program kolaboratif antara Kementerian Kesehatan dan platform digital SnackVideo hadir sebagai upaya menjangkau kelompok yang selama ini terpinggirkan dari layanan kesehatan formal.

Melalui program Desa Sejahtera, kegiatan cek kesehatan gratis digelar di Desa Cipelah, Rancabali, Kabupaten Bandung pada Sabtu (29/6/2025). Sebanyak 133 warga memanfaatkan layanan ini dari total 200 kuota yang disediakan.

Pemeriksaan meliputi pengecekan tekanan darah, gula darah, hingga konsultasi kesehatan umum, yang dibuka secara terbuka di area publik desa.

Bagi sebagian warga, kegiatan ini bukan sekadar layanan kesehatan biasa, tetapi momentum untuk memeriksakan kesehatan mereka tanpa beban biaya.

“Saya ikut periksa karena nggak punya uang. Ke dokter harus pakai biaya, tapi di sini gratis,” ujar Jana (58), salah satu warga yang mengikuti pemeriksaan, sebagaimana dikutip dari keterangan Kementerian Kesehatan pada Selasa (1/7/2025).

Dari hasil cek, ia diketahui memiliki kadar gula darah tinggi serta gangguan penglihatan yang mulai mengganggu aktivitas hariannya. Medis pun menyarankan ia untuk segera melanjutkan pemeriksaan ke puskesmas pada 20 Juli atau dirujuk ke rumah sakit bila diperlukan.

Cerita Jana bukan kasus tunggal. Selama ini, jarak sekitar satu kilometer menuju puskesmas terdekat menjadi hambatan tersendiri, terutama bagi lansia atau warga dengan keterbatasan mobilitas.

Baca juga: Kemenkes: 53 Juta Siswa SD-SMA Akan Dapat Skrining Kesehatan Gratis

Kegiatan seperti ini tidak hanya meringankan beban biaya, tetapi juga membuka akses alternatif yang lebih dekat dan ramah terhadap kondisi masyarakat desa.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Yuli Ernawati, mengatakan bahwa antusiasme tinggi warga tidak terlepas dari sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya.

“Ini karena sebelumnya sudah diberikan sosialisasi tentang pentingnya deteksi dini,” ujarnya.

Menurut Yuli, kegiatan semacam ini menunjukkan bahwa layanan kesehatan tidak harus selalu bergantung pada gedung fasilitas formal. “Masyarakat bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan di luar gedung lewat event-event seperti ini,” tambahnya.

Program Desa Sejahtera tidak hanya fokus pada layanan kesehatan. Untuk menarik partisipasi warga, juga diadakan pertandingan bola, permainan tradisional, serta pemberian gawang bola untuk mendukung fasilitas olahraga warga.

Pendekatan seperti ini dinilai efektif menjangkau lapisan masyarakat yang selama ini tidak rutin memeriksakan kesehatannya.

Baca juga: Peduli Kesehatan Masyarakat, Viva Apotek Raih Penghargaan CSR Terbaik 2025

Adapun, program ini merupakan pelaksanaan ketiga, setelah sebelumnya hadir di Tangerang dan Cianjur, dan direncanakan akan terus berlanjut ke daerah-daerah lainnya.

Dengan memadukan pendekatan komunitas dan kolaborasi lintas sektor, kegiatan ini menjadi contoh bahwa pemerataan layanan kesehatan bisa dilakukan secara lebih inklusif dan berkelanjutan serta menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
CIMB Niaga Salurkan 'Green Financing' Syariah ke IKPT untuk Dukung Transisi Energi
CIMB Niaga Salurkan "Green Financing" Syariah ke IKPT untuk Dukung Transisi Energi
Swasta
Permintaan Batu Bara Dunia Capai Puncak Tahun Ini, Tapi Melandai 2030
Permintaan Batu Bara Dunia Capai Puncak Tahun Ini, Tapi Melandai 2030
Pemerintah
Pulihkan Ekosistem Sungai, Jagat Satwa Nusantara Lepasliarkan Ikan Kancra di Bogor
Pulihkan Ekosistem Sungai, Jagat Satwa Nusantara Lepasliarkan Ikan Kancra di Bogor
LSM/Figur
Riau dan Kalimantan Tengah, Provinsi dengan Masalah Kebun Sawit Masuk Hutan Paling Rumit
Riau dan Kalimantan Tengah, Provinsi dengan Masalah Kebun Sawit Masuk Hutan Paling Rumit
LSM/Figur
366.955 Hektar Hutan Adat Ditetapkan hingga November 2025
366.955 Hektar Hutan Adat Ditetapkan hingga November 2025
Pemerintah
Suhu Arktik Pecahkan Rekor Terpanas Sepanjang Sejarah, Apa Dampaknya?
Suhu Arktik Pecahkan Rekor Terpanas Sepanjang Sejarah, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Pembelian Produk Ramah Lingkungan Meningkat, tapi Pesan Keberlanjutan Meredup
Pembelian Produk Ramah Lingkungan Meningkat, tapi Pesan Keberlanjutan Meredup
LSM/Figur
Menjaga Napas Terakhir Orangutan Tapanuli dari Ancaman Banjir dan Hilangnya Rimba
Menjaga Napas Terakhir Orangutan Tapanuli dari Ancaman Banjir dan Hilangnya Rimba
LSM/Figur
FWI Soroti Celah Pelanggaran Skema Keterlanjuran Kebun Sawit di Kawasan Hutan
FWI Soroti Celah Pelanggaran Skema Keterlanjuran Kebun Sawit di Kawasan Hutan
LSM/Figur
Menhut Raja Juli Soroti Lemahnya Pengawasan Hutan di Daerah, Anggaran dan Personel Terbatas
Menhut Raja Juli Soroti Lemahnya Pengawasan Hutan di Daerah, Anggaran dan Personel Terbatas
Pemerintah
Menhut Raja Juli Sebut Tak Pernah Beri Izin Pelepasan Kawasan Hutan Setahun Terakhir
Menhut Raja Juli Sebut Tak Pernah Beri Izin Pelepasan Kawasan Hutan Setahun Terakhir
Pemerintah
Krisis Iklim Picu Berbagai Jenis Penyakit, Ancam Kesehatan Global
Krisis Iklim Picu Berbagai Jenis Penyakit, Ancam Kesehatan Global
Pemerintah
Petani Rumput Laut di Indonesia Belum Ramah Lingkungan, Masih Terhalang Biaya
Petani Rumput Laut di Indonesia Belum Ramah Lingkungan, Masih Terhalang Biaya
Pemerintah
Kemenhut Musnahkan 98,8 Hektar Kebun Sawit Ilegal di TN Berbak Sembilang Jambi
Kemenhut Musnahkan 98,8 Hektar Kebun Sawit Ilegal di TN Berbak Sembilang Jambi
Pemerintah
Indonesia Bisa Contoh India, Ini 4 Strategi Kembangkan EBT
Indonesia Bisa Contoh India, Ini 4 Strategi Kembangkan EBT
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau