Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Konsumsi Daging dan Susu Naik, tapi Tantangan Iklim dan Gizi Tetap Ada

Kompas.com, 16 Juli 2025, 14:54 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Permintaan global untuk daging, susu, dan ikan diproyeksikan akan terus meningkat selama dekade mendatang, didorong oleh peningkatan pendapatan dan urbanisasi di negara-negara berpenghasilan menengah.

Namun, studi baru dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menunjukkan meskipun ada kemajuan, berbagai pihak masih menghadapi tantangan besar karena masalah gizi yang belum teratasi dan tekanan lingkungan yang makin parah, menandakan bahwa solusi ke depan tidak akan mudah.

Laporan "Agricultural Outlook 2025-2034" itu memproyeksikan peningkatan konsumsi global konsumsi daging, susu, dan produk hewani lainnya secara global akan naik 6 persen per orang pada tahun 2034.

Tren peningkatan konsumsi produk pangan hewani ini paling menonjol di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah. Di negara-negara tersebut, konsumsi diperkirakan akan naik sebesar 24 persen, jauh melampaui rata-rata global.

Baca juga: Kesadaran Konsumen Tingkatkan Permintaan Daging Sapi Rendah Metana

“Proyeksi ini menunjukkan nutrisi yang lebih baik bagi banyak orang di negara-negara berkembang,” kata Qu Dongyu, Direktur Jenderal FAO, dikutip dari laman resmi United Nation, Rabu (16/7/2025).

Lonjakan konsumsi di negara-negara berpenghasilan menengah sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya pendapatan yang dapat dibelanjakan, perubahan preferensi makanan, dan urbanisasi.

Sehingga di negara-negara ini, asupan harian per kapita makanan hewani diproyeksikan mencapai 364 kilokalori, melampaui patokan 300 kkal.

Pada saat yang sama, konsumsi produk pangan hewani di negara-negara berpenghasilan rendah akan tetap rendah, yaitu hanya mencapai 143 kilo kalori (kcal) per hari. Jumlah ini kurang dari separuh dari jumlah yang dianggap perlu untuk pola makan sehat.

Hal ini menyoroti kesenjangan yang mencolok dalam akses terhadap pola makan kaya gizi serta tantangan yang akan datang untuk memastikan setiap orang memiliki ketahanan pangan.

Qu pun mendesak upaya yang lebih besar untuk memastikan masyarakat di negara-negara berpenghasilan terendah juga mendapatkan manfaat dari peningkatan gizi dan ketahanan pangan.

Produksi meningkat, emisi juga bertambah

Dengan peningkatan konsumsi protein hewani ini, produksi pertanian dan ikan global pun diperkirakan naik 14 persen dalam 10 tahun ke depan untuk memenuhi permintaan.

Produksi daging, susu, dan telur diprediksi naik 17 persen, sementara jumlah ternak di seluruh dunia akan bertambah 7 persen.

Namun, peningkatan produksi ini datang dengan konsekuensi lingkungan: emisi gas rumah kaca (GRK) langsung dari sektor pertanian diproyeksikan akan meningkat sebesar enam persen pada tahun 2034, meskipun ada peningkatan dalam intensitas emisi.

Walaupun proses produksi jadi lebih efisien dan tiap unit produk menghasilkan emisi lebih sedikit, total emisi akan tetap naik kalau tidak ada upaya ekstra untuk menguranginya.

Kendati demikian, laporan juga menjabarkan sebuah skenario di mana gizi meningkat untuk semua orang, dan emisi pertanian berkurang hingga tujuh persen di bawah tingkat saat ini pada tahun 2034.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau