Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Krisis Iklim, Bone dan TTS Masukkan Pangan Lokal ke Kurikulum

Kompas.com, 10 September 2025, 17:32 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Merespons tantangan iklim dan pangan, Kabupaten Bone di Sulawesi Selatan memperkenalkan muatan lokal (mulok) yang fokus pada ketahanan pangan lokal.

Pelajaran ini akan diberikan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 5 dan 6, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP), mulai tahun ajaran 2025/2026.

Dalam mulok, guru mengajarkan potensi pangan lokal dari tanaman dan hewan, tantangan gizi dan pola makan, serta pelestariannya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone, Nursalam, mengungkapkan mulok diharapkan bisa meningkatkan pemahaman soal keragaman pangan lokal.

"Jadi ini mengajarkan anak-anak kita untuk teknik budi daya dengan memanfaatkan ruang yang ada di lingkungan sekolah," kata Nursalam.

"Bahkan, menjelang tanggal 17 Agustus lalu, kami melaksanakan lomba pemanfaatan lahan di sekolah," imbuhnya dalam webinar, Rabu (10/9/2025).

Nursalam menuturkan, ada empat alasan mulok ini penting. Pertama, pangan lokal adalah kekayaan budaya.

Kedua, pangan lokal berpotensi menggerakkan perekonomian, misalnya mendukung kegiatan petani dan nelayan.

"Siswa yang terbiasa mengonsumsi pangan lokal juga akan menciptakan permintaan pasar yang berkelanjutan," tutur Nursalam.

Ketiga, pangan lokal terkait kecukupan gizi untuk kesehatan. Keempat, pangan lokal penting untuk ketahanan pangan.

Dalam kurikulum mulok, siswa diajarkan mengolah pangan lokal sesuai kaidah B2SA atau beragam, bergizi, seimbang, dan aman.

Siswa juga akan memperoleh keterampilan praktis seperti berkebun, memasak, hingga mengolah makanan sederhana, yang bisa menjadi bekal hidup di masa depan.

Pemahaman tentang gizi dan akses ke pangan lokal yang sehat dalam kurikulum mulok diharapkan dapat mengurangi risiko penyakit terkait gizi buruk.

Kurikulum mulok saat ini telah diuji coba pada 18 SD (785 siswa) dan 14 SMP (1.200 siswa) di Kabupaten Bone.

Skor kelayakan buku bahan ajar mulok mencapai 84 persen untuk SD dan 88 persen bagi SMP, yang menunjukkan layak dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, terjadi peningkatan pemahaman siswa soal pangan lokal, manfaatnya, hingga kelompok jenis pangan.

"Dampak positifnya, berdasarkan hasil pemantauan kami, 70% siswa SD dan SMP memahami keragaman serta manfaat pangan lokal dalam menghadapi perubahan iklim," kata Nursalam.

Baca juga: Iradiasi Pangan Jadi Solusi Tekan Risiko Kontaminasi pada Makanan

"Beberapa sekolah mulai menerapkan B2SA, siswa menyampaikan pelajaran yang mereka temui di sekolah kepada orang tua dan menyebarkan dampak positif di rumah," tambahnya.

SK Bupati untuk kurikulum mulok tersebut sudah terbit. Guru-guru yang mengajar mulok pun akan mendapatkan pengakuan dari sistem Dapodik sekolah.

Kurikulum Mulok di Timor Tengah Selatan (TTS)

Seperti Bone, kurikulum mulok tentang pangan lokal untuk ketahanan iklim di Kabupaten TTS juga menargetkan siswa SD kelas 5 dan 6 serta SMP.

"Kami memiliki pola yang sama seperti yang dilakukan di Kabupaten Bone," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten TTS, Musa S. Benu.

Penyusunan kurikulum mulok dimulai sejak Maret 2024. Prosesnya diawali dengan identifikasi kebutuhan dan konteks, dilanjutkan dengan pengembangan bahan ajar serta penguatan kapasitas.

Tim penyusun, pengembang kurikulum, dan penulis buku bahan ajar dibentuk untuk memastikan kualitas materi.

Setelah pembuatan bahan ajar selesai, uji coba dilakukan di 20 SD dan 10 SMP. Evaluasi juga melibatkan masukan dari berbagai pihak, termasuk akademisi.

“Kami telah melakukan launching kurikulum mulok pada Juni 2025. Saat ini, kami masih berproses dalam ketentuan Peraturan Bupati tentang kurikulum mulok," tutur Musa.

Ia menyebut perubahan regulasi sebagai penyebab kebijakan mulok secara serentak pada tahun ajaran 2025/2026 terpaksa diundur.

Awalnya, kurikulum mulok disusun dengan mengacu pada Permendikbudristek Nomor 79 Tahun 2014 tentang Mulok Kurikulum 2013.

Namun, perubahan regulasi melalui Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 dan Nomor 13 Tahun 2025 mengharuskan adanya penyesuaian.

Musa berharap, pada semester II tahun ajaran 2025/2026, kurikulum mulok ini sudah bisa diterapkan resmi di 545 SD dan 198 SMP di Kabupaten TTS.

Baca juga: IPB Dorong Terwujudnya Sistem Pangan Berkelanjutan untuk Hindari Konflik Global

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Pemerintah
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
LSM/Figur
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Pemerintah
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Pemerintah
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
LSM/Figur
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
LSM/Figur
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
LSM/Figur
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
LSM/Figur
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
BUMN
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
LSM/Figur
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Pemerintah
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau