Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inisiatif Global Baru: IUCN Bentuk Kelompok Konservasi Mikroba

Kompas.com, 16 September 2025, 17:03 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Mikroba yang meliputi bakteri, virus, jamur, alga dan archaea (mikroorganisme bersel tunggal dengan struktur mirip bakteri) meski tak terlihat oleh mata manusia, ternyata memainkan peran sangat besar.

Mereka membentuk ekosistem, menghasilkan makanan, dan mengatur penyakit.

Namun meski penting, Profesor Chris Greening, Wakil Ketua kelompok bidang Aksi Iklim dari Biomedicine Discovery Institute Monash University, mengatakan tidak ada upaya konservasi global hingga saat ini terhadap kehidupan mikroba tersebut.

Ini mengapa Kelompok Spesialis Konservasi Mikroba dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) berinisiatif untuk menilai dan memprioritaskan mikroba yang memerlukan konservasi.

Kelompok pertama yang dibentuk untuk melestarikan mikroba ini dibentuk Juli lalu.

Baca juga: Pembakaran Sisa Tanaman Rusak Keanekaragaman Hayati Mikroba

Kelompok akan mengembangkan kriteria Daftar Merah khusus untuk mikroba. Daftar Merah adalah sistem yang diakui secara global oleh IUCN untuk mengklasifikasikan spesies yang berisiko tinggi punah.

Kelompok ini juga akan memetakan proyek-proyek konservasi mikroba yang sudah ada, seperti perlindungan karang dengan bantuan mikroba dan restorasi mikrobioma tanah.

"Kebanyakan orang memiliki pandangan yang sepenuhnya negatif terhadap mikroba, yaitu sebagai patogen (agen penyebab penyakit). Padahal kita bergantung pada mereka untuk hampir setiap aspek kehidupan," terang Profesor Greening, dikutip dari Phys, Senin (15/9/2025).

Mikroba adalah bentuk kehidupan pertama dan nenek moyang kita yang sangat jauh. Mereka juga alasan mengapa planet kita layak dihuni.

Mereka membentuk tanah, mengurai limbah kita, menjadi dasar produksi makanan, dan membuat obat-obatan kita.

Jadi dengan melindungi dan memanfaatkannya dengan lebih baik, artinya juga dapat menjaga masa depan kita.

Lebih lanjut, tugas kelompok konservasi ini meliputi penilaian bagaimana perubahan iklim berdampak pada mikroba dan layanan yang mereka berikan pada manusia.

Profesor Greening memberikan contoh pemutihan karang sebagai kasus mikroba yang terancam punah.

Baca juga: Mikroba Jadi Solusi Alami untuk Laut Tercemar Tumpahan Minyak

"Karang sangat bergantung pada kerja sama dengan Symbiodinium, mikroba fotosintetik yang memasok sebagian besar energi mereka. Terumbu karang yang terbentuk dari kerja sama ini memberikan manfaat tak terhitung, mulai dari perikanan, perlindungan pantai, hingga mendukung pariwasiata dan keanekaragaman hayati," ujarnya.

Pemanasan global mengganggu hubungan simbiosis ini, mengakibatkan hilangnya mikroba, pemutihan, dan kematian karang. Inilah alasan mengapa Great Barrier Reef hancur.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
LSM/Figur
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Pemerintah
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
Pemerintah
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
LSM/Figur
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
LSM/Figur
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
LSM/Figur
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau