Poster imbauan menjaga lingkungan terpasang di berbagai sudut sekolah, sejalan dengan konsep Tri Hita Karana dalam ajaran Hindu, yaitu menjaga hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam.
Ni Made kerap mengaitkan pelajaran agama dengan praktik kehidupan sehari-hari. Misalnya, siswa diajarkan membuang sampah pada tempatnya atau diajak langsung berkunjung ke Balai Basarah untuk mengenal tradisi Kaharingan.
"Jadi kami tetap kaitkan dengan lokalnya (keadaan di sini). Enggak semata-mata mengajarkan Hindu umum biar tidak meninggalkan memang yang ciri khas di sini," jelasnya.
Selain itu, sekolah ini juga mengembangkan muatan lokal berupa pelajaran bahasa Dayak. Di dalamnya, murid dikenalkan dengan lingkungan sekitar, termasuk nama-nama tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah.
Dengan cara ini, SD Negeri 1 Barunang bukan hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga rumah bersama tempat anak-anak dari berbagai agama tumbuh dalam harmoni, saling menghormati sesama, dan bersama-sama menjaga alam yang menaungi kehidupan mereka.
Baca juga: Air Melimpah, Hidup Susah: Cerita Sadiah Mentas dari Ironi Krisis Air di Tepian Kapuas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya