Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLH Dekontaminasi 4 Kegiatan Usaha di Cikande yang Terpapar Cesium 137

Kompas.com - 08/10/2025, 14:34 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendekontaminasi empat kegiatan usaha di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. Hal ini dilakukan lantaran area tersebut terpapar radioaktif jenis cesium 137 (Cs-137).

“Langkah segera penanganan Cs-137 dilakukan melalui pemetaan paparan berbasis ilmiah menjadi beberapa zona, pengambilan sampel tanah, sampel air, sampel tanaman dengan memperhitungkan arah angin,” ujar Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq, dalam keterangannya, Rabu (8/10/2025).

Lainnya, demografi dan pergerakan masyarakat. Pihaknya juga melokalisir lokasi terpapar radiasi Cs-137 secara ketat dan memasang tanda bahaya radiasi yang jelas.

“Selain itu, dekontaminasi terus dilakukan di lokasi yang terdeteksi paparan radioaktif, serta menyiapkan bangunan interim storage limbah terpapar radiasi Cs-137 sesuai standar,” imbuh dia.

Baca juga: Radioaktif di Cikande Picu Kanker hingga Kerusakan Sumsum Tulang Belakang

Hanif menyatakan, paparan radiasi Cs-137 Cikande telah ditetapkan sebagai kejadian khusus. Sehingga semua sumber daya lintas sektor dikerahkan untuk mempercepat pemulihan dan menjamin keamanan lingkungan serta kesehatan masyarakat.

Ia turut menyegel satu lokasi baru yang terdeteksi terpapar Cs-137, sekaligus melakukan sosialisasi kepada warga Desa Nambo Udik, Cikande terkait bahaya kontaminasi radioaktif. Tim gabungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan KBRN Polri kemudian menyurvei hingga radius 2-5 kilometer dari pusat radiasi.

Pemetaan dilengkapi dengan pengambilan sampel tanah, air sumur, tanaman, sedimen sungai, dan sedimen danau. Di lokasi E, tim telah memasang tanda bahaya radiasi setelah hasil pengukuran menunjukkan laju radiasi lebih dari 500 mikrosievert per jam.

Di samping itu, Kementerian Kesehatan akan memeriksa kesehatan warga terdampak secara berkala.

“Seluruh langkah penanganan ini bertujuan untuk memastikan kawasan industri Cikande kembali aman, bersih, dan bebas dari paparan radiasi, serta memberikan perlindungan maksimal bagi masyarakat dan lingkungan hidup,” ucap Hanif.

Baca juga: Kementerian LH Cek Cengkeh Ekspor Diduga Terkontaminasi Radioaktif

Dosen Fakultas Kedokteran IPB University, Laila Rose Foresta, mengungkapkan paparan radioaktif berisiko memicu kanker hingga kerusakan sumsum tulang belakang.

"Dalam jangka pendek, paparan radiasi yang tinggi dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal dan penurunan jumlah sel darah putih," kata Laila dalam keterangannya, Selasa (7/10/2025).

Jika jumlahnya kecil dan berulang, tubuh tidak langsung memberi sinyal bahaya. Radiasi dapat terakumulasi secara diam-diam di organ, lalu merusak sel sedikit demi sedikit. Sedangkan paparan tinggi menyebabkan sensasi terbakar pada kulit, mual, muntah, atau lemas hanya beberapa jam setelah paparan.

"Dalam jangka panjang, risikonya lebih serius berupa kanker, katarak, dan kerusakan sumsum tulang belakang yang dapat menyebabkan anemia, leukopenia, dan leukemia," ucap Laila.

Adapun anak-anak dan ibu hamil menjadi kelompok paling rentan terhadap paparan radiasi. Sebab, sel-sel dalam tubuh anak masih dalam masa pertumbuhan. Laila menyebutkan, paparan radioaktif berulang bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan otak, dan masalah hormonal pada anak.

Radiasi berimbas pada menurunnya kesuburan akibat kerusakan produksi sperma atau sel telur. Pada ibu hamil, terutama pada trimester pertama kontaminasi bersiko memicu keguguran, kelahiran prematur, cacat lahir, dan retardasi mental bayi.

"Jika radiasi memengaruhi sel germinal, mutasi DNA dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Jadi, risikonya tidak hanya bagi pasien, tetapi juga bagi keturunannya," jelas dia.

Baca juga: Studi: Koral Tangguh, Mulai Tunjukan Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
CEO Lebih Yakin Capai Target Nol Bersih Berkat AI
CEO Lebih Yakin Capai Target Nol Bersih Berkat AI
Pemerintah
KLH Dekontaminasi 4 Kegiatan Usaha di Cikande yang Terpapar Cesium 137
KLH Dekontaminasi 4 Kegiatan Usaha di Cikande yang Terpapar Cesium 137
Pemerintah
Agar Berhasil, Konsumsi Berkelanjutan Harus Menjadi Norma Sosial
Agar Berhasil, Konsumsi Berkelanjutan Harus Menjadi Norma Sosial
LSM/Figur
KLH Identifikasi Potensi 17,27 Juta Ton Karbon di Bawah Skema Verra
KLH Identifikasi Potensi 17,27 Juta Ton Karbon di Bawah Skema Verra
Pemerintah
Event Marathon Ini Beri Dampak Ekonomi ke Masyarakat Bali hingga Rp 170,8 Miliar
Event Marathon Ini Beri Dampak Ekonomi ke Masyarakat Bali hingga Rp 170,8 Miliar
Swasta
Teknologi Berbasis AI 'FishFace' Dikenalkan, Bantu Nelayan Data Ikan dan Awasi Stok
Teknologi Berbasis AI "FishFace" Dikenalkan, Bantu Nelayan Data Ikan dan Awasi Stok
LSM/Figur
IESR Desak Reformasi Pengadaan EBT, Lancarkan Transisi Energi yang Tersendat
IESR Desak Reformasi Pengadaan EBT, Lancarkan Transisi Energi yang Tersendat
LSM/Figur
TikTok Buktikan Kekuatan Konten Kuliner, dari Viral Jadi Peluang Bisnis
TikTok Buktikan Kekuatan Konten Kuliner, dari Viral Jadi Peluang Bisnis
Swasta
Walhi: Wacana PSN di Merauke Picu Konflik dan Tak Hormati Masyarakat Adat
Walhi: Wacana PSN di Merauke Picu Konflik dan Tak Hormati Masyarakat Adat
LSM/Figur
Bappenas: Ekosistem di Indonesia Belum Dukung Warga Bekerja Lebih Produktif
Bappenas: Ekosistem di Indonesia Belum Dukung Warga Bekerja Lebih Produktif
Pemerintah
Konservasi Indonesia-The Alliance Percepat Energi Bersih di Kawasan Pesisir
Konservasi Indonesia-The Alliance Percepat Energi Bersih di Kawasan Pesisir
LSM/Figur
IEA: Kapasitas Energi Terbarukan Global Berlipat Ganda pada 2030
IEA: Kapasitas Energi Terbarukan Global Berlipat Ganda pada 2030
Pemerintah
Energi Surya Jadi Sumber Listrik Paling Ekonomis di Dunia
Energi Surya Jadi Sumber Listrik Paling Ekonomis di Dunia
LSM/Figur
19 Proyek CCS Bakal Dibangun di RI, Disebut Jadi Kunci Dekarbonisasi Paling Ampuh
19 Proyek CCS Bakal Dibangun di RI, Disebut Jadi Kunci Dekarbonisasi Paling Ampuh
Pemerintah
Studi: Emisi Karbon dari Inhaler Setara Emisi 530.000 Mobil
Studi: Emisi Karbon dari Inhaler Setara Emisi 530.000 Mobil
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau