Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan Baru Korsel, Pesawat yang Lepas Landas dari Wilayahnya Harus Pakai Avtur Berkelanjutan

Kompas.com, 16 Oktober 2025, 16:32 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber ESG Today

KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan telah merilis "Peta Jalan Mandat Pencampuran Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF)" yang menetapkan aturan bahwa penerbangan internasional yang lepas landas dari Korea Selatan wajib menggunakan campuran bahan bakar SAF mulai tahun 2027.

Persentase kandungan SAF dalam bahan bakar tersebut juga akan ditingkatkan secara bertahap dalam beberapa tahun berikutnya.

Konsumsi bahan bakar merupakan penyumbang utama emisi di sektor penerbangan.

SAF, yang diproduksi dari sumber daya berkelanjutan seperti minyak bekas dan sisa-sisa pertanian, dianggap sebagai instrumen vital untuk mendekarbonisasi industri penerbangan dalam waktu dekat hingga menengah.

Menurut produsen, SAF mampu mengurangi emisi gas rumah kaca selama siklus hidupnya hingga 85 persen dibandingkan bahan bakar jet biasa.

Meskipun demikian, International Air Transport Association (IATA) dalam laporan terbarunya menyatakan bahwa kendati produksi SAF diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada 2025, kontribusinya masih sangat kecil, yaitu hanya 0,7 persen dari total kebutuhan bahan bakar penerbangan.

Baca juga: Staf Maskapai Dunia Desak Industri Penerbangan Percepat Aksi Iklim

Melansir ESG Today, Rabu (15/10/2025), regulasi baru dari Korea Selatan ini melengkapi serangkaian kebijakan wajib SAF yang telah diterapkan secara global, termasuk oleh Uni Eropa dan Inggris.

Kedua wilayah tersebut menetapkan mandat awal 2 persen penggunaan SAF yang mulai berlaku pada tahun 2025.

Lebih lanjut, di bawah mandat baru ini, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi (MOLIT) dan Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi (MOTIE) Korea Selatan, penerbangan internasional yang berangkat dari Korea pada tahun 2027 akan diwajibkan menggunakan bahan bakar dengan campuran SAF sebesar 1 persen.

Mandat campuran akan meningkat menjadi 3 persen hingga 5 persen pada tahun 2030 dan 7 persen hingga 10 persen pada tahun 2035.

Kisaran spesifik untuk tahun 2030 dan 2035 akan didasarkan pada tren pasar global terkini dan pertimbangan industri domestik.

Meskipun MOLIT dan MOTIE mengatakan bahwa sanksi bagi pihak yang tidak patuh akan disertakan dalam mandat baru tersebut, sanksi tersebut pada awalnya akan ditangguhkan.

Baca juga: Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah

Selain itu, mandat tersebut mencakup mekanisme fleksibilitas yang mengizinkan hingga 20 persen dari total persyaratan pasokan bahan bakar campuran SAF untuk tahun tertentu untuk ditangguhkan dan dipenuhi dalam waktu tiga tahun berikutnya.

Maskapai penerbangan baru akan dibebaskan dari mandat tersebut dalam tiga tahun pertama operasi komersial mereka.

Bahan bakar yang akan diakui sebagai SAF di bawah aturan ini harus memenuhi standar pengurangan karbon yang diwajibkan oleh badan internasional seperti International Civil Aviation Organization (ICAO).

Sementara itu, standar kualitas resmi untuk bahan bakar bio-penerbangan (bio-aviation fuel) di Korea Selatan diperkirakan akan diselesaikan pada paruh pertama tahun 2026.

Wakil Menteri Transportasi Korea Selatan, Kang Hee-up, menyatakan bahwa mandat SAF ini merupakan langkah awal Korea menuju netralitas karbon di sektor penerbangan internasional, dan akan tercatat sebagai tonggak bersejarah yang memperkuat posisi Korea sebagai negara transportasi udara terbesar kedelapan di dunia.

Baca juga: IATA Bikin Matchmaker, Jodohkan Maskapai dengan Avtur Ramah Lingkungan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau