JAKARTA, KOMPAS.com — Belantara Foundation mengajak generasi muda untuk lebih mengenal dan menjaga kekayaan hayati di sekitar mereka.
Melalui program "Belantara Biodiversity Class", anak-anak muda, terutama pelajar yang tinggal di kawasan urban, diajak untuk mengamati dan mengidentifikasi berbagai jenis flora dan fauna di lingkungan sekitar mereka.
Ajakan ini disampaikan oleh Manajer Program & Fundraising Belantara Foundation, Diny Hartiningtias, dalam panel diskusi bertajuk “How Youth Tackle the Overlooked Aspect of Biodiversity Crisis in Southeast Asia” pada IUCN World Conservation Congress 2025, yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Jumat (10/10/2025).
Baca juga: Menteri LH Kritik Ekspansi Lahan Sawit yang Hilangkan Keanekaragaman Hayati
“Kesadaran akan biodiversitas perlu ditanamkan sejak dini. Kami ingin anak-anak muda melihat bahwa keanekaragaman hayati itu tidak hanya ada di hutan atau taman nasional, tapi juga bisa ditemukan di sekitar tempat tinggal mereka,” ujar Diny.
Selain untuk siswa sekolah, Belantara juga membuka peluang partisipasi bagi generasi muda yang sudah meniti karier melalui pelatihan, program magang, penelitian skripsi atau tesis, hingga keterlibatan langsung dalam survei biodiversitas.
Panel diskusi di Paviliun Pemuda IUCN ini diinisiasi oleh PROGRES (Prakarsa Konservasi Ekologi Regional Sulawesi), bekerja sama dengan Belantara Foundation, Yayasan Konservasi Ekosistem Alam Nusantara (KIARA), serta 30x30 Indonesia & Diverseas.
Kegiatan ini menjadi ruang berbagi pengalaman bagi para pemimpin muda perempuan Asia Tenggara dalam mengatasi krisis biodiversitas dengan cara kreatif dan inovatif.
Direktur Yayasan KIARA, Rahayu Oktaviani, menekankan pentingnya kemampuan mendengarkan dalam menghadapi isu konservasi.
“Sebagian besar masalah konservasi muncul dari distraksi dan kebingungan. Dengan mendengarkan dengan tulus, kita bisa memahami realitas yang terjadi di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Co-Executive Director PROGRES, Sheherazade, menambahkan bahwa generasi muda perlu belajar dari pengalaman generasi sebelumnya sekaligus berani berinovasi menghadapi tantangan baru.
Baca juga: Keaneakeragaman Hayati Berpotensi Jadi Tulang Punggung Ekonomi
“Keberanian mencoba hal baru sesuai konteks zaman menjadi kunci agar inisiatif anak muda bisa relevan dan berdampak,” katanya.
Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna, mengingatkan bahwa dunia kini tengah menghadapi Triple Planetary Crisis, yang berupa krisis iklim, hilangnya biodiversitas, serta polusi dan limbah yang dapat mengancam keberlanjutan kehidupan di bumi.
“Pelestarian biodiversitas bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama. Kami mendorong anak-anak muda untuk terus berinovasi mencari solusi atas tantangan ini agar sumber daya alam bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh generasi mendatang,” kata Dolly.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya