KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyiapkan 148 truk compactor tertutup untuk mengangkut sampah ke Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara. Dengan begitu, pengangkutan dilakukan dengan standar tinggi, higienis, dan minim dampak terhadap lingkungan.
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyebut hal itu sekaligus sebagai pendukung operasional RDF yang sempat tertunda.
“Pengolahan sampah tidak hanya soal fasilitas di dalam area, tetapi juga bagaimana sampah diangkut dari sumbernya. Karena itu, kami memastikan seluruh armada memenuhi standar kualitas agar tidak menimbulkan persoalan baru di masyarakat,” ungkap Asep dalam keterangannya, Selasa (16/2/2025).
Baca juga: RDF Rorotan Beroperasi November, Diklaim Bisa Redam Sebaran Mikroplastik
Dia memastikan semua truk sampah RDF Rorotan merupakan kendaraan baru dengan spesifikasi khusus.
Sistem truk tertutup menjadi standar utama dalam pengangkutan sampah ke RDF Rorotan, karena dirancang meredam bau selama perjalanan dan mencegah sampah tercecer di sepanjang jalur pengangkutan.
Selain itu, dilengkapi sistem pemadatan sampah sehingga kapasitas angkut menjadi lebih besar dan jumlah ritasi dapat ditekan. Asep menyatakan, setiap kendaraan memiliki tampungan air lindi yang mencegah kebocoran cairan sampah.
“Bak tertutup adalah kunci dalam menjaga kenyamanan warga. Ini bukan hanya bicara soal teknis, tapi bagian dari komitmen kami menghadirkan pengangkutan sampah yang lebih tertib dan teratur di Jakarta,” jelas dia.
Adapun sampah yang diangkut berasal dari 16 kecamatan di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara. Tujuannya, mempersingkat jarak angkut, meningkatkan efisiensi waktu maupun operasional, serta menjaga kontinuitas pasokan sampah ke RDF Rorotan.
“Dengan pola ini, suplai sampah ke RDF bisa terjaga tanpa membebani lalu lintas maupun lingkungan sekitar,” ujar Asep.
Baca juga: Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
Modernisasi armada pengangkutan dilakukan seiring penandatanganan Perjanjian Jual Beli (PJB) produk RDF antara UPST DLH DKI Jakarta dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Perjanjian tersebut memastikan hasil pengolahan RDF dari Rorotan terserap industri secara berkelanjutan.
Nantinya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk membeli produk RDF dari Rorotan dengan skema harga berbasis kualitas, berkisar antara 24 dollar AS hingga 44 dollar per ton. Menurut Asep, berlaku selama lima tahun.
“Adanya offtaker (pembeli) memberikan kepastian bahwa RDF yang kami produksi akan terserap industri secara berkelanjutan,” sebut dia.
RDF Plant Rorotan, lanjut Asep, telah melalui serangkaian tahapan uji coba dan penyempurnaan yang didampingi tenaga ahli Institut Teknologi Bandung (ITB). Kapasitas pengolahan sampahnya mencapai 2.500 ton per hari.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya