Kepedulian terhadap lingkungan bukan lagi pendorong utama pembelian produk berkelanjutan.
Di Singapura, sebagai contoh, 42 persen konsumen mengatakan bahwa mereka terinspirasi oleh pesan yang menekankan harga terjangkau dan penghematan jangka panjang, sedangkan 40 persen lainnya menanggapi pesan yang membuat pilihan berkelanjutan terasa sederhana dan mudah dilakukan.
Hal tersebut menunjukkan mereka lebih termotivasi oleh keuntungan pribadi yang nyata dan kenyamanan hidup daripada sekedar kampanye lingkungan abstrak.
Baca juga:
Lebih lanjut, di seluruh wilayah Asia-Pasifik, kesediaan untuk membayar lebih mahal demi produk berkelanjutan terus meningkat, yang mana 77 persen konsumen di Vietnam dan 76 persen konsumen di China menyatakan dukungan mereka bagi perusahaan yang berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan.
Temuan-temuan ini menunjukkan adanya narasi baru bagi keberlanjutan yaitu narasi yang membingkai hidup ramah lingkungan sebagai gaya hidup yang cerdas, sehat, dan memuaskan, bukannya sebuah pengorbanan.
Pergeseran ini memberikan peluang yang jelas bagi brand, pemerintah, dan masyarakat sipil untuk berinteraksi kembali dengan konsumen dengan memfokuskan diri pada manfaat nyata sehari-hari.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya