Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/04/2023, 17:10 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Anissa DW

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aktivitas rumah tangga, khususnya dalam kegiatan konsumsi, tak lepas dari peran kulkas. Pasalnya, kulkas merupakan alat elektronik yang dapat menyimpan serta menjaga bahan makanan agar tetap segar dan tahan lama.

Akan tetapi, masyarakat kerap lalai dalam mengelola penggunaan kulkas. Padahal, karena penggunaan yang buruk, kulkas bisa menjadi perabot yang boros energi dan menambah tumpukan sampah. Hal ini pun berisiko merusak lingkungan.

Agar penggunaan kulkas bisa ramah lingkungan, Anda harus bijak dalam menggunakannya. Bagaimana caranya? Simak tip berikut.

1. Pastikan suhu kulkas tepat

Semakin rendah suhu kulkas, semakin tinggi dampaknya bagi lingkungan. Pasalnya, untuk menjaga suhu tetap rendah, kulkas membutuhkan lebih banyak energi. Apabila terus berlangsung, hal ini bisa mencemari udara dan menyebabkan emisi karbon.

Baca juga: 5 Kesalahan Menggunakan Kulkas yang Harus Dihindari, Apa Saja?

Suhu kulkas yang tepat berkisar pada 1-2 derajat Celsius untuk bagian chiller, 2-4 derajat Celsius untuk bagian rak penyimpanan, dan di bawah 0 derajat Celsius untuk bagian freezer. Jadi, selalu pastikan suhu kulkas berada dalam suhu ini, ya.

2. Simpan makanan dalam wadah reusable

Untuk menyimpan makanan dalam kulkas, masyarakat masih kerap menggunakan wadah sekali pakai, seperti kantong plastik. Alhasil, banyak sampah plastik yang dihasilkan setelah bahan makanan diambil untuk dikonsumsi.

Seperti diketahui, penumpukan sampah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan yang sedang berupaya diatasi. Apabila ditambah sampah plastik sekali pakai dari bahan makanan di kulkas, Anda justru membuat lingkungan makin tercemar.

Sebagai alternatif, gunakanlah wadah guna ulang atau reusable, seperti yang berbahan stainless steel atau kaca, untuk menyimpan bahan makanan.

3. Bersihkan kulkas dengan pembersih alami

Cairan pembersih merupakan salah satu limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang diproduksi dalam skala rumah tangga. Apabila mencemari lingkungan, dampaknya bisa fatal bagi ekosistem, baik di darat maupun di perairan.

Nah, untuk mengurangi dampak tersebut, Anda bisa memulainya dengan mengganti cairan pembersih saat membersihkan kulkas.

Baca juga: 6 Cara Membersihkan Kulkas, Lakukan Sebelum Mudik dan Lebaran

Adapun cairan pembersih kulkas dapat dibuat dari sejumlah bahan alami, yakni mencampurkan air hangat dengan cuka, baking soda, atau air lemon. Pilihlah salah satu campuran yang diinginkan, semprot pada bagian kulkas, dan seka cairan dengan spons atau kain lap.

4. Hindari bahan makanan menumpuk di kulkas

Bahan makanan yang menumpuk di kulkas bisa membuat sirkulasi udara di dalamnya terhalang. Dengan demikian, kulkas harus bekerja lebih keras untuk menjaga suhu rak penyimpanan agar tetap dingin.

Seperti telah disinggung, apabila kulkas bekerja keras untuk menjaga suhu tetap rendah, konsumsi energi yang dikeluarkan jadi meningkat. Alhasil, emisi gas karbon yang dihasilkan pun lebih banyak ketimbang biasanya.

Jadi, selalu kelola bahan makanan yang disimpan agar tidak menumpuk. Selain hanya membeli dalam jumlah yang diperlukan, Anda juga bisa menatanya di dalam wadah agar lebih terorganisasi.

Baca juga: Jangan Letakkan 5 Bahan Makanan Ini di Rak Pintu Kulkas

5. Belanja secukupnya

Selain sampah plastik, kulkas juga bisa menjadi salah satu penghasil sampah dapur. Hal ini bisa terjadi karena sifat boros saat berbelanja tanpa memperhatikan pengelolaan konsumsi sehari-hari.

Bahan makanan yang dibeli terlalu banyak terkadang tidak bisa dikonsumsi tepat waktu. Alhasil, makanan pun melewati tanggal kedaluwarsa sehingga harus dibuang menjadi sampah dapur. Hal ini tentu tidak ramah untuk lingkungan.

Oleh karena itu, agar tidak mubazir dan merusak lingkungan, selalu sesuaikan jumlah bahan makanan yang dibeli dengan kebutuhan konsumsi Anda, ya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com