Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Negara-negara anggota G7 sepakat mengakhiri era pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada 2035.

Kesepakatan tersebut memuncak dalam pertemuan para menteri energi negara-negara anggota G7 di Turin, Italia, Senin (29/4/2024).

"Ada kesepakatan teknis, kami akan mencapai kesepakatan politik akhir pada Selasa (30/4/2024), kata Menteri Energi Italia Gilberto Pichetto Fratin, sebagaimana dilansir Reuters.

G7 merupakan blok negara-negara kaya yang beranggotakan tujuh negara dan kelompok yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Perancis.

Baca juga: Dalam 10 Tahun, PLTU Batu Bara Captive RI Naik 10 Kali Lipat

Pada Selasa, para menteri energi G7 juga akan mengeluarkan komunike akhir yang merinci komitmen blok tersebut untuk melakukan dekarbonisasi perekonomian mereka.

Pichetto mengatakan, para menteri juga mempertimbangkan kemungkinan pembatasan impor gas alam cair dari Rusia ke Eropa.

Pengumuman tersebut akan diusulkan oleh Komisi Eropa dalam jangka pendek.

Keputusan untuk menyetop PLTU batu bara dari G7 tersebut menandali langkah signifikan setelah KTT iklim COP28 tahun lalu.

Baca juga: Studi: Co-firing PLTU Batu Bara Bikin Emisi Tambah 26,5 Juta Ton

Tahun lalu juga, hanya 4,7 persen listrik di Italia berasal dari PLTU batu bara.

Ibu Kota Italia, Roma, saat ini berencana mematikan PLTU batu bara pada 2025, kecuali di Pulau Sardinia yang batas waktunya adalah 2028.

Di Jerman dan Jepang, batu bara mempunyai peran yang lebih besar. Pangsa listrik yang dihasilkan oleh batu bara lebih tinggi dari 25 persen total produksi tahun lalu.

Di bawah kepemimpinan Jepang tahun lalu, G7 berjanji untuk memprioritaskan langkah-langkah konkrit menuju penghentian PLTU batu bara secara bertahap.

Baca juga: 4 Dampak Buruk PLTU Batu Bara terhadap Lingkungan

Akan tetapi, forum G7 tahun lalu tidak memberikan batas waktu yang spesifik.

Energi nuklir dan bahan bakar nabati atau biofuel adalah dua isu lain yang menjadi agenda utama pertemuan Italia.

Pichetto mengatakan, keduanya akan disebutkan dalam komunike akhir di antara opsi yang dapat dipilih negara-negara G7 untuk melakukan dekarbonisasi pembangkit listrik dan transportasi.

Pada Selasa, G7 juga dapat mengindikasikan perlunya peningkatan kapasitas baterai enam kali lipat pada 2030 dari level 2020.

Pengembangan baterai dinilai penting untuk menyimpan listrik yang dihasilkan energi terbarukan yang bersifat intermiten alias dipengaruhi cuaca.

Baca juga: Slovakia Setop Produki Listrik dari PLTU, Andalkan PLTN dan Energi Terbarukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau