KOMPAS.com - Kementerian terkait tengah menggodok pelatihan konversi motor listrik bagi siswa sekolah menengah kejuruan (SMK).
Modul pelatihan konversi motor listrik tersebut sedianya akan menjadi bagian dari Kurikulum Merdeka SMK di seluruh Indonesia.
Pembicaraan rencana tersebut terjalin antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud).
Baca juga: ESDM Sebut Motor Listrik Mampu Tekan Emisi 40 Persen
Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani mengatakan, langkah tersebut dibicarakan untuk melibatkan SMK dalam program konversi motor listrik.
"Saya telah bertemu dengan Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Kiki Yuliati untuk berdiskusi tentang program konversi sepeda motor listrik," kata Eniya dilansir dari siaran pers, Senin (29/4/2024).
Nantinya, kerja sama antarinstansi pemerintahan ini akan disahkan ke dalam bentuk nota kesepahaman sebagai payung hukum sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Ditjen Pendidikan Vokasi akan mengikutsertakan SMK di bidang otomotif atau teknik kendaraan ringan dalam kegiatan konversi motor listrik dengan menjadi bengkel mitra Kementerian ESDM.
Baca juga: Siswa SMK Didorong Terlibat Program Konversi Motor Listrik
Saat ini, terdapat 34 bengkel motor konversi bersertifikat yang terdaftar di Kementerian Perhubungan.
Akan tetapi, baru 17 bengkel yang menjadi mitra Kementerian ESDM untuk menjalankan program bantuan pemerintah dalam mengonversi sepeda motor yang mendapatkan subsidi.
Pemerintah telah melakukan penyesuaian besaran bantuan terhadap program konversi sepeda motor listrik menjadi Rp 10 juta.
Hal ini diatur melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2023 yang mengubah ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023.
Selain itu, kelompok penerima bantuan yang semula terbatas pada perseorangan, kini diperluas mencakup kelompok masyarakat atau swadaya masyarakat, serta lembaga pemerintah atau lembaga non-pemerintah.
Baca juga: Aismoli Yakin Subsidi 50.000 Motor Listrik Tercapai 2024
Eniya berharap, keterlibatan SMK akan menambah jumlah tenaga ahli konversi motor listrik sekaligus menambah bengkel konversi serta pusat layanan.
Sehingga hal tersebut akan memudahkan masyarakat untuk mengakses layanan konversi sepeda motor.
Saat ini, Kementerian ESDM memberikan kesempatan bagi pemilik kendaraan khususnya siswa dan tenaga pengajar SMK untuk mengonversikan kendaraannya secara gratis, didukung oleh dana corporate social responsibility (CSR) badan usaha sektor ESDM.
"Di mana kita memanfaatkan dana CSR untuk menutupi kekurangan biaya konversi (setelah dikurangi subsidi sebesar Rp 10 juta) yang harus ditanggung pemilik sepeda motor. Mudah-mudahan ke depannya bisa kita tingkatkan untuk kelompok masyarakat umum," ucap Eniya.
Eniya menambahkan, dengan mengikuti program konversi ini, siswa dan tenaga pengajar SMK dapat langsung mempraktikkan proses konversi.
Baca juga: Target 50.000 Unit, Baru 181 Insentif Konversi Motor Listrik pada 2023
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya