Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah Kementerian PUPR Hadapi Dampak El Nino

Kompas.com - 07/08/2023, 20:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan sejumlah langkah antisipasi dalam menghadapi puncak siklus El Nino yang diprediksi terjadi pada Agustus 2023-November 2023.

Menurut Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Jarot Widyoko, bencana kekeringan memang seharusnya diantisipasi sebelum terjadi, bukan setelahnya.

"Jadi, bukan pada saat terjadi baru. Mungkin ini (antisipasi) agak kurang cepat gitu. Tapi, ini sebelum kita sudah antisipasi, pada saat terjadi kita sudah melakukan," terang Jarot dalam Focus Group Discussion (FGD), Senin (7/8/2023).

Jarot menambahkan, terdapat pembangunan 37 sumur bor di 19 provinsi. Lalu, rehabilitasi sumur bor di 9 provinsi, serta melakukan operasi pengairan (OP) sumur bor di 859 titik.

"Sehingga, totalnya jumlah sumur bor, baik di-OP, direhabilitasi, maupun dibangun hampir 6.540 (sumur bor)," tambah dia.

Selain itu, Kementerian PUPR juga menginventarisasi 203 bendungan sejak zaman Belanda hingga kini dengan memonitor jumlah volume air.

Kata Jarot, inilah yang sedang dikoordinasikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) agar air untuk kebutuhan tanaman bisa cukup.

Hal ini dimulai dari standar operasional prosedur (SOP) bendungan, mulai dari Kementerian PUPR mengatur koordinasi dengan Kementan.

"Kalau kekurangan air, kami mengebor, merehab, dan juga OP. Makanya, ini adalah salah satu antisipasi apakah semua lokasi bisa dibor? Tidak," lanjutnya.

Baca juga: Puncak El Nino Mulai Agustus, Daerah Ini Terdampak Paling Parah

Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sophaheluwakan membeberkan beberapa daerah yang paling harus diwaspadai yakni Pulau Sumatera pertengahan hingga selatan, Riau bagian selatan, Lampung, Banten, Jambi, maupun Jawa Barat.

Dia mengungkapkan, dampak negatif dari El Nino yang sudah diketahui adalah kekeringan, berpotensi panen gagal, dan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).

Sebenarnya, kata dia, ada dampak positif dari adanya El Nino yaitu berpotensi panen garam akan meningkat, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Karena, saat El Nino lautnya mendingin sering terjadi aqualink. Sehingga, potensi penangkapan ikan itu akan meningkat asalkan dikelola dengan manajemen misalnya cold storage (gudang pendingin) yang baik.

"Yang perlu diwaspadai adalah setelah Juli kemarin, Agustus, September dan Oktober masih perlu waspadai karena kemarau," tuntasnya.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com