KOMPAS.com – Penetrasi kendaaraan listrik menjadi salah satu kunci untuk mencegah kenaikan suhu 1,5 derajat celsius sesuai Perjanjian Paris.
Pemakaian kendaraan listrik berpotensi memangkas emisi dari sektor transportasi sekaligus memungkinkan fleksibilitas dalam sistem energi dengan integrasi energi terbarukan yang lebih besar.
Lembaga antarpemerintah internasional untuk transformasi energi terbarukan, International Renewable Energy Agency (IRENA), memprediksi jumlah mobil listrik di seluruh dunia. diperkirakan mencapai 360 juta unit pada akhir 2023.
Baca juga: Pemerintah Targetkan 2 Juta Mobil Listrik Mengaspal pada 2030
Lebih jauh lagi, pada 2050, diperkirakan ada 2,1 miliar mobil listrik yang mengaspal di jalan raya di seluruh dunia.
“Transisi ini didorong oleh rencana larangan penjualan kendaraan konvensional, target net zero emission, kebijakan iklim, dan peraturan lain terkait polusi,” kata IRENA dalam siaran pers, Rabu (2/7/2023).
Akan tetapi, penetrasi kendaraan listrik memiliki sejumlah hambatan. Salah satunya adalah infrastruktur pengisian daya.
Untuk mencegah kenaikan suhu 1,5 derajat celsius, dibutuhkan investasi kumulatif sebesar 9 triliun dollar AS hingga 2050 untuk membangun infrastruktur pengisian daya.
Baca juga: Revisi Penghapusan Ekspor Listrik PLTS Atap ke PLN Dikritik
Selain itu, hambatan penetrasi kendaraan listrik yang paling besar adalah teknologi baterai.
Dibutuhkan inovasi yang melibatkan semua pelaku di semua lini kendaraan listirk, termasuk teknologi dan infrastruktur, desain pasar, perencanaan sistem, dan model bisnis.
Inovasi utama adalah mengubah baterai di kendaraan listrik menjadi sistem penyimpanan energi yang dapat memungkinkan lebih banyak integrasi dari pembangkit listrik energi terbarukan.
“Inovasi ini membuka lingkaran kebajikan yang kuat, di mana lebih banyak listrik terbarukan dapat diintegrasikan ke dalam jaringan listrik. Sementara listrik bersih seperti itu digunakan untuk menggerakkan kendaraan listrik,” kata IRENA.
Baca juga: Layanan Uji Motor Listrik Hasil Konversi, Hadir di 25 BPTD
Dalam hal ini, penyediaan sistem pengisian daya yang diidentifikasi sebagai salah satu inovasi utama untuk memfasilitasi penggunaan kendaraan listrik dan memberikan fleksibilitas pada sistem.
“Perlu ada kemajuan besar dalam inovasi baterai agar revolusi kendaraan listrik dapat terjadi, meskipun saat ini sudah jelas ada kemajuan,” ucap IRENA.
Saat ini, jangkauan baterai untuk kendaraan listrik sudah semakin tinggi, ada yang bisa menempuh jarak 800 km. Bahkan, beberapa baterai juga bisa diisi ulang hanya dalam satu jam.
Pada saat yang sama, harga baterai juga semakin lama semakin menurun. Prioritasnya tetap pada pemotongan biaya, peningkatan jangkauan, dan memperpendek lamanya pengisuan ulang.
Baca juga: Masaccio, Kereta Baterai Listrik Masa Depan Buatan Hitachi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya