KOMPAS.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengoptimalkan gas bumi untuk sementara waktu dalam proses transisi energi ke sumber terbarukan hingga mencapai netralitas karbon atau net zero emission (NZE).
Hal tersebut disampaikan Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM Mirza Mahendra dalam Carbon Digital Conference (CDC) 2023 di Bali beberapa waktu lalu.
Mirza menuturkan, penggunaan gas bumi yang merupakan salah satu energi fosil mempertimbangkan tiga faktor yakni ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan.
Baca juga: Konsumen Gas Bumi di Batam Meningkat, PGN Genjot Infrastruktur
“Kementerian ESDM akan tetap menggunakan energi fosil sebagai sumber energi sementara, selama masa transisi menuju NZE di Indonesia,” kata Mirsa dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Selasa (14/11/2023).
“Kita tidak hanya membahas lingkungan, tapi kita juga perlu mempertimbangkan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan,” sambungnya.
Dia menuturkan, energi fosil seperti minyak bumi, gas bumi, dan batu bara dijadikan sebagai sumber energi di sektor transportasi maupun sebagai bahan bakar pembangkit sementara sebelum diganti sumber yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Kejar Target NDC, Agincourt Gencarkan Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
“Gas bumi sebagai energi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan minyak bumi dan batu bara, juga dapat dimanfaatkan sebagai energi transisi sebelum beralih 100 persen ke energi terbarukan di sektor transportasi dan juga pada pembangkit listrik,” ucap Mirza.
Mirza menjelaskan, secara umum transisi menuju NZE memerlukan perubahan yang dapat dikategorikan ke dalam empat pilar.
Pertama, peningkatan intensitas energi yang membantu mengurangi biaya transisi. Kedua, dekarbonisasi pembangkit listrik untuk mengurangi emisi langsung di sektor ketenagalistrikan.
Baca juga: Gas Buang PLTG Tanjung Ucang Jadi Pembangkit Energi Bersih
Ketiga, peralihan ke bahan bakar rendah emisi pada penggunaan akhir. Keempat, pemanfaatan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) yang mengurangi emisi dari industri yang emisinya sulit dikurangi.
Dia menambahkan, mewujudkan target NZE memerlukan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak.
Dengan kolaborasi yang kuat, ucap Mirza, dapat mencapai dampak yang lebih besar dalam mengurangi emisi dan mencapai NZE.
Baca juga: Jika Tak Ada Upaya Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, Inilah yang Terjadi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya