KOMPAS.com - Berbagai permasalahan yang akan dibahas dalam World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali harus melahirkan kebijakan yang menyentuh hingga akar rumput.
Hal tersebut disampaikan Ketua Green Campus Universitas Andalas Ansiha Nur di Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/5/2024).
"Kebijakan yang dibuat para delegasi harus mampu menyentuh di kalangan masyarakat," kata Ansiha, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Indonesia Siapkan Beragam Acara Sampingan dalam World Water Forum ke-10
Menurut dia, tak jarang kebijakan yang lahir dari pemangku kepentingan untuk perbaikan lingkungan hidup, namun tidak terealisasi dengan baik hingga ke tataran masyarakat.
Salah satu tujuan WWF ke-10 yang diadakan pada 18-25 Mei mendatang yakni sebagai tonggak percepatan target Sustainable Development Goals (SGDs), yaitu akses air bersih dan sanitasi layak.
Merujuk kepada tujuan tersebut, Ansiha mengatakan delegasi dari berbagai negara harus konsisten menjalankan program yang disepakati termasuk memberlakukan penghargaan dan sanksi atau reward and punishment.
Sebagai contoh, lanjut dia, penerapan sanksi yang tegas dan jelas kepada individu-individu yang mencemari sungai dan membuang sampah di sumber-sumber air.
Baca juga: Delegasi WWF Akan Diajak Saksikan Upacara Segara Kerthi, Apa Itu?
"Saya melihat adanya aturan yang mengatur tentang sanksi bagi pihak yang membuang sampah sembarangan, namun faktanya hal itu tidak sepenuhnya terealisasi," ujar dia.
Melalui WWF ke-10, pakar air dari Universitas Andalas itu juga berharap Indonesia bersama delegasi lainnya menemukan solusi konkret pemecahan masalah kelangkaan air bersih dan sanitasi di sejumlah negara.
Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang menjadi tuan rumah forum terakbar yang membahas mengenai air di dunia tersebut.
WWF ke-10 mengangkat tema besar "Water for Shared Prosperity".
Baca juga: Jelang WWF ke-10 di Bali, Operasi Puri Agung Digelar 10 Hari
Tema ini sejalan dengan komitmen negara-negara di dunia yang ingin mencari solusi untuk meningkatkan dan mengelola sumber daya air yang berkelanjutan sebagai langkah untuk menghadapi perubahan iklim yang tidak pasti.
Forum akan fokus membahas empat hal, yakni konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.
Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan 4 organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan WWF ke-10.
Baca juga: Sambut WWF ke-10 di Bali, 231 Kendaraan Listrik Dikerahkan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya