JAKARTA, KOMPAS.com - Pengarusutamaan gender dalam sektor perpustakaan dianggap sangat penting. Pasalnya, perempuan merupakan kunci tumbuhnya literasi dimulai dari dirinya dan keluarga.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga menuturkan, literasi harus dimaknai secara luas, tidak hanya masalah melek huruf, tetapi dengan kemampuan baca tulis yang baik, maka semakin terbuka lebar akses terhadap pengetahuan.
Terlebih perempuan merupakan pemegang peranan utama dalam menumbuhkembangkan budaya literasi dalam lingkungan keluarga.
"Literasi yang baik dalam keluarga akan menumbuhkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing,” ujar Bintang saat kunjungan kerja ke kelompok binaan Perpustakaan Nasional (Perpusnas), di Desa Bukit, Kabupaten Karangasem, Minggu (19/3/2023)
Baca juga: Lawan Ketidaksetaraan, Standard Chartered Rilis Program Inklusi Ekonomi
Pada 2020, Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas mencapai angka 96 persen. Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2022, tercatat 23 provinsi sudah mencapai target di atas 96 persen.
Namun demikian, Provinsi Bali masih berada di bawah rata-rata Nasional, yaitu 95,5 persen. Oleh karena itu, kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Perpusnas ini menjadi potensi yang luar biasa dalam meningkatkan literasi perempuan dan keluarga.
Lebih lanjut, Menteri PPPA menyebutkan, salah satu contoh konkret pengarusutamaan gender di sektor perpustakaan adalah penyediaan layanan informasi bagi perempuan terkait keterampilan-keterampilan praktis yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka melalui kewirausahaan perempuan.
Layanan informasi untuk kewirausahaan perempuan di daerah dapat berupa penyediaan buku di perpustakaan, pembelajaran secara daring, maupun penyelenggaraan kegiatan di perpustakaan untuk meningkatkan keterampilan perempuan sesuai dengan potensi di masing-masing wilayah.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar menerangkan, pihaknya terus berinovasi untuk menciptakan program yang lebih mendekatkan sumber informasi kepada masyarakat guna meningkatkan tahapan literasi di Indonesia.
Salah satu program yang diselenggarakan oleh Perpusnas adalah Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.