JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa buruh atau pekerja migran Indonesia (PMI) berperan sebagai "kasir" keluarga. Mereka menjadi tulang punggung dan tumpuan harapan keluarga untuk masa depan yang lebih baik.
Namun, karena kesibukan pekerjaan, banyak dari mereka terutama PMI perempuan, luput merawat diri dan membangun masa depan sendiri.
Sehingga ketika pulang kampung karena kontrak habis, usia menua dan sudah tidak diperlukan lagi, mereka pulang membawa tangan kosong, tak memiliki apa-apa.
Bagaimana kemudian para PMI ini memberikan penjelasan kepada keluarga?
Baca juga: Banyak Perempuan Korban Pinjol Alami Kekerasan Berbasis Gender Online, Ini Upaya Pemerintah
Bertolak dari kenyataan inilah, pakar entrepreuneurship Universitas Ciputra dan Komisaris Independen PT Ciputra Development Tbk Antonius Tanan terus memotivasi para PMI untuk membekali diri dengan sejumlah pengetahuan dan keterampilan (soft skill).
"Karena seorang PMI tidak bisa terus menerus menjadi kasir keluarga. Pada saatnya, pulang kampung pun jadi keharusan karena sudah bertahun-tahun bekerja di luar negeri," ujar Antonius saat acara wisuda Kelompok Belajar Buruh Migran Cerdas, dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (30/3/2023).
Strategi pulang kampung
Dalam acara wisuda Kelompok Belajar Buruh Migran Cerdas ini Antonius mengajak para PMI untuk berstrategi saat pulang kampung, mempersiapkan sekaligus membekali diri dengan berbagai keterampilan. Termasuk mengikuti program entrepreuneurship.
Menurut dia, program entrepreneurship bagi pekerja migran adalah impian Ciputra, pendiri kelompok usaha Ciputra Group. Ia memimpikan suatu saat akan lahir konglomerat baru dari kalangan pekerja migran.
Sebab itu, sejak 2010 lalu program pelatihan dan sekolah khusus untuk PMI dilakukan Ciputra Entrepreneurship Center.
Selain di Hong Kong, kegiatan serupa juga digelar Ciputra untuk para PMI di Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia.
Baca juga: Sederet Program Erick Thohir Berdayakan Perempuan
Antonius mengatakan, semua PMI ingin pulang kampung dengan baik, agar kehidupan dapat dilanjutkan. Semua PMI memiliki impian indah saat pulang kampung.
Namun pada kenyataannya tidak selalu indah. Oleh karena itu, dia mengajak para PMI berstrategi untuk menghadapinya.
Caranya, dengan memeriksa alternatif peta jalan yang dapat dilalui. Melakukan pilihan dengan pertimbangan yang cocok.
Selain itu, siapkan diri untuk menghadapi masalah dan tantangan yang mungkin timbul dan melakukan persiapan yang terbaik. Hal ini karena peta jalan hidup menjadi acuan bagi seseorang untuk sampai pada satu tujuan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya