Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2023, 16:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang tentu rendah karbon.

"Untuk perencanaan pengembangan energi baru energi terbarukan itu menjadi concern," jelas Direktur Panas Bumi Harris Yahya dalam Sarasehan Geothermal oleh Ikatan Alumni Mesin ITB di Sekretariat IA-ITB, Rabu (29/3/2023).

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mendapatkan kesempatan untuk pindah ke IKN pada tahap pertama tahun 2024 mendatang.

"Karena IKN ini salah satu semangatnya adalah green energy," imbuh Harris.

Baca juga: Pemerintah Dukung Swasta Manfaatkan Energi Baru Terbarukan

Lanjut Harris pembangunan pasokan listrik EBT akan dilakukan secara bertahap seiring dengan pembangunan IKN.

Sebelumnya, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono memaparkan rencana penerapan energi hijau di IKN.

Sistem tenaga listrik yang dirancang dengan sumber energi hijau dikembangkan dalam tiga tahap.

Rinciannya adalah untuk jangka pendek dalam periode 2022-2023 PV Rooftop, EV Support di tempat umum dan komersial, perumahan, industri, dan stasiun pengisian daya.

Pada jangka menengah, Wind Farm kapasitas 70 MW pada 2024 dan Solar Farm kapasitas 50 MW pada 2025.

Dalam jangka panjang yakni tahun 2026-2045 akan dibangun pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 910 MW pada 2028.

"IKN didesain menjadi kota yang hijau, inklusif, cerdas, tangguh, dan kota hutan yang berkelanjutan," papar Bambang, seperti dikutip dari rilis OIKN.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana berpendapat bahwa Indonesia memiliki potensi EBT melimpah.

Ini mencakup energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi, dan juga laut yang total potensinya 3.686 GW.

Indonesia punya EBT, mulai dari matahari, energi bayu atau angin, bioenergi, hidro atau air, hingga panas bumi yang tidak akan habis.

"Kita identifikasi kira-kira berapa potensinya kalau diubah menjadi listrik, dan tercatat sampai ini hampir 3.700 GW," tutur Rida dalam keterangan resminya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau