KOMPAS.com - Hutan bakau atau mangrove adalah ekosistem penting yang tumbuh di antara daratan dan lautan. Oleh sebab itu, hutan ini memberikan banyak manfaat. Salah satunya adalah melindungi kawasan pesisir dari ombak yang datang agar tidak mudah terjadi abrasi.
Berdasarkan data resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2021, total luas hutan bakau di Indonesia mencapai 3.364.076 hektare (Ha). Dari luas ini, hutan mangrove terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu bakau lebat, sedang, dan jarang.
Selain melindungi dari abrasi, hutan bakau juga menjadi habitat hewan laut, seperti ikan, kepiting, dan udang. Namun, saat ini cukup banyak aktivitas manusia yang mulai merusak keberadaan hutan bakau.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Departemen Kehutanan, Kelautan, dan Perikanan berupaya melakukan pelestarian hutan bakau secara masif. Namun, upaya ini juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Semarang pun membagikan cara memulihkan hutan bakau yang bisa dilakukan masyarakat, Kamis (19/11/2020). Berikut ulasannya.
Pengadaan bibit bakau merupakan cara untuk menyelamatkan kelestarian bakau. Sebab, saat ini bibit bakau yang tumbuh di hutan hanya mengandalkan pohon induk.
Jika terus demikian, bibit bakau akan semakin langka. Oleh karena itu, dibutuhkan peran manusia untuk membantu pengadaan bibit bakau.
Bibit memang menjadi sumber kelestarian hutan bakau. Selain pengadaan dan pelatihan, perlu juga memperhatikan kesehatan bibit bakau. Sebab, tidak semua bibit memiliki kualitas yang bagus untuk ditanam.
Baca juga: 5 Manfaat Hutan Bakau untuk Lingkungan, Manusia, dan Hewan
Untuk mengetahui kualitas bibit bakau yang bagus, perhatikan batang, cabang, daun, dan akarnya. Biasanya bibit bakau yang sehat tidak mengalami cacat atau terkena hama tanaman.
Cara selanjutnya untuk menjaga kelestarian hutan bakau adalah reboisasi atau penanaman kembali hutan bakau yang rusak.
Setelah mengadakan dan menyeleksi bibit yang berkualitas masyarakat perlu melakukan reboisasi sehingga hutan bakau tidak punah dan tetap bermanfaat bagi makhluk hidup.
Dekorasi atau menata kembali pantai, permukiman-permukiman penduduk, serta vegetasi menjadi cara untuk memulihkan hutan bakau. Dengan penataan ruang, hutan bakau justru bisa dijadikan sebagai ekowisata.
Dengan begitu, semakin banyak wisatawan yang datang, semakin banyak pula masyarakat yang dapat diedukasi untuk memeliharan dan melestarikan hutan bakau.
Itulah cara untuk membantu melestarikan hutan bakau di Indonesia.Yuk, lestarikan hutan bakau agar ekosistem pantai tetap terjaga.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya