JAKARTA, KOMPAS.com - Dekarbonisasi pada bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berlanjut. Kali ini, Pertamina New & RenewableEnergy (Pertamina NRE) dengan Pertamina Patra Niaga dan Pertamina NRE dan Pertamina Geothermal Energy meneken perjanjian kerja sama perdagangan karbon.
Perdagangan karbon merupakan salah satu inisiatif yang dilakukan untuk mewujudkan aspirasi yang selaras dengan target Pemerintah, yakni net zero emission (NZE) pada 2060.
Aspirasi tersebut dicapai melalui dua pilar, yaitu dekarbonisasi emisi yang dikeluarkan dari aktivitas bisnis Pertamina dan membangun new green businesses.
Dalam perjanjian kerja sama tersebut, Pertamina Patra Niaga membeli karbon kredit dari Pertamina NRE dengan volume 1,8 juta ton emisi karbon ekuivalen untuk periode satu tahun.
Karbon kredit tersebut akan meng-offset karbon yang dihasilkan Pertamina Patra Niaga dari bisnisnya.
Baca juga: Dukung Transisi Energi, Harita Akan Bangun PLTS 300 MegaWatt
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman, Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, dan Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Tbk. Ahmad Yuniarto, Rabu (12/4/2023).
Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Senior Vice President Strategy & Investment Daniel Syahputra Purba,Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro, serta Chief Executive Officer Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution.
SVP Strategy and Investment Daniel S Purba menuturkan, dekarbonisasi merupakan sebuah milestone yang sangat bersejarah bagi perjalanan Pertamina di tengah transisi energi.
Menurutnya, hal ini suatu pencapaian yang luar biasa terutama dari sisi inisiatif dekarbonisasi. Dan bukan tugas yang mudah bagi.
"Kami berharap Pertamina NRE dapat membangun kompetensi dalam membangun bisnis karbon untuk Pertamina Group. Ke depan bila sudah mempunyai kompetensi yang kuat, kita juga bisa bermain tidak hanya di pasar domestik tapi juga di pasar internasional,” ujar Daniel.
Baca juga: Percepat Transisi Energi, SMI Danai 3 Proyek Pembangkit Minihidro Brantas Energi
ChiefExecutive Officer Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution menambahkan, Pertamina Patra Niaga memiliki konsep business-to-business (B2B) One Solution.
Perusahaan tidak hanya menjual BBM kepada konsumen industri, tetap juga menawarkan solusi memenuhi kebutuhan untuk mendekarbonisasi emisi dari bisnis mereka.
"Kerja sama perdagangan karbon dengan Pertamina NRE ini selain untuk kebutuhan internal kami, juga akan menjadi peluang untuk bisa kami tawarkan kepada mereka, seperti sektor pertambangan dan ketenagalistrikan,” kata Alfian.
Ia melanjutkan, kredit karbon ini juga berpotensi untuk ditawarkan kepada konsumen industri yang berorientasi ekspor.
Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro mendukung pencapaian target NZE dengan berperan sebagai aggregator perdagangan karbon di Pertamina Group, dan harapannya juga sekaligus di lingkungan BUMN.
"Kami sangat yakin Pertamina NRE bisa memberikan added value. Ini adalah bisnis baru bagi Pertamina, namun saya sangat yakin bisnis ini berpotensi bernilai besar di masa depan," cetus Dannif.
Sumber yang ditunjuk untuk meng-offset karbon adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Lahendong unit 5 dan 6 berkapasitas 2x220 MW yang dikelola oleh PGE.
Baca juga: Terancam Krisis Iklim, Indonesia Harus Percepat Transisi Energi
PLTP yang berlokasi di Sulawesi Utara tersebut merupakan salah satu proyek Clean Development Mechanism (CDM) PGE yang telah memegang Verified Carbon Standard (VCS) dari Verra sejak tahun 2018.
"PGE telah masuk ke dalam pasar kredit karbon sejak 2011. Kami sangat bersemangat dalam inisiatif perdagangan karbon ini, baik untuk keluarga besar Pertamina maupun untuk pasar karbon di Indonesia. Semoga hari ini menjadi awal keberhasilan bagi masa-masa mendatang,” tutur Dirut PGE Ahmad Yuniarto.
Pertamina berkomitmen kuat untuk menjalankan bisnis yang bertanggung jawab dan berkelanjutan melalui implementasi aspek environment, social, and governance (ESG). Inisiatif dekarbonisasi terus digulirkan di internal Pertamina Grup.
Selain itu melalui salah satu subholdingnya, Pertamina NRE, inisiatif dekarbonisasi juga dilakukan melalui kolaborasi dengan mitra strategis eksternal, salah satunya nature-based solutions (NBS).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya