Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI AL Luncurkan Kapal Korvet Bung Karno 369 Gantikan Kapal Kepresidenan Barakuda

Kompas.com - 19/04/2023, 13:00 WIB
Hadi Maulana,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com – Kapal Kepresidenan KRI Barakuda 633 yang sudah beroperasi 30 tahun, akhirnya diganti dengan Kapal Korvet Bung Karno 369. Pergantian ini merupakan peremajaan rutin yang dilakukan terhadap sejumlah alutsista milik TNI.

Kapal Korvet Bung Karno 369 memiliki Panjang (LOA) 73,00 m, dengan Lebar 12 m, Tinggi 5 m, Berat 650 ton, Akomodasi 55 Personel, dengan Kecepatan Jelajah 20 knot dan Kecepatan Maksimum 24 knot.

Kapal ini juga dilengkapi dengan kemampuan Anti Surface Warfare, Anti Air Warfare, Anti-Submarine Warfare dan Electronic Warfare, serta mampu membawa heli sebagai sarana escape dari udara.

Selaian itu, terdapat akomodasi VVIP dan persenjataan Meriam kaliber 4dmm dan 20mm, Rudal SAM (Anti Serangan Udara) serta peralatan peperangan elektronika.

“Kapal Korvet Bung Karno-369 nantinya akan memperkuat jajaran TNI AL di Satuan Kapal Eskorta Komando Armada I,” kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali ditemui usai meluncurkan kapal tersebut di galangan PT Karimun Anugrah Sejati, Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (19/4/2023).

Baca juga: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 5.632 Ekor Labi-labi Moncong Babi lewat Jalur Udara

Ali mengungkapkan, TNI AL wajib memiliki kapal yang dirancang untuk memenuhi tuntutan tugas, terutama dalam mempertahankan kedaulatan laut yurisdiksi Nasional serta menjaga dan mengamankan Kepala Negara saat melaksanakan kegiatan di laut.

Kapal Kepresidenan KRI Barakuda 633 yang sudah beroperasi lebih kurang 30 tahun, akhirnya diganti dengan Kapal Korvet Bung Karno 369. Kapal Korvet Bung Karno 369 memiliki Panjang (LOA) 73,00 m, dengan Lebar 12 m, Tinggi 5 m, Berat 650 ton, Akomodasi 55 Personel, dengan Kecepatan Jelajah 20 knot dan Kecepatan Maksimum 24 knot.KOMPAS.com/Hadi Maulana Kapal Kepresidenan KRI Barakuda 633 yang sudah beroperasi lebih kurang 30 tahun, akhirnya diganti dengan Kapal Korvet Bung Karno 369. Kapal Korvet Bung Karno 369 memiliki Panjang (LOA) 73,00 m, dengan Lebar 12 m, Tinggi 5 m, Berat 650 ton, Akomodasi 55 Personel, dengan Kecepatan Jelajah 20 knot dan Kecepatan Maksimum 24 knot.
“Kapal tersebut merupakan hasil karya anak bangsa yang telah menjadi komitmen TNI AL dalam Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), guna mewujudkan kemandirian dalam pembangunan kekuatan pertahanan matra laut,” terang Ali.

Pengadaan Kapal Korvet Bung Karno 369 merupakan strategi efektif dan efisien untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas Operasi Militer untuk Perang (OMP), serta mendukung Operasi Militer Selain Perang (OMSP) khususnya dalam pengamanan VVIP Presiden.

Bahkan operational Reguirement Kapal Korvet Bung Karno 369 ini, selain berorientasi kepada kemampuan sebagai kapal kelas Korvet, namun juga dapat berfungsi mengamankan WVIP Presiden dalam berkegiatan di laut sesuai dengan standar pengamanan VVIP, yang memiliki kemampuan persenjataan dan pertahanan mumpuni.

“Penamaan Bung Karno pada kapal Korvet ini dilatarbelakangi karena perjuangan, tekad dan filosofinya dengan harapan dapat meneladani kebulatan tekat dan kegigihan Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, maupun menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta perdamaian dunia,” pungkas Ali.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau