Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-jenis Gas Rumah Kaca dan Penyumbang Terbesarnya, Penyebab Pemanasan Global

Kompas.com - 05/05/2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer bumi yang berfungsi menangkap panas.

Di atmosfer bumi terdapat 78 persen nitrogen, 21 persen oksigen, dan 1 persen gas lainnya, salah satunya gas rumah kaca.

Gas rumah kaca menjaga kestabilan temperatur bumi dan membawa kehidupan untuk manusia, hewan, serta tumbuhan.

Baca juga: Mengenal Tower Gas Rumah Kaca, Menjulang 100 Meter

Namun terlalu banyak gas rumah kaca berakibat buruk. Terlalu banyak gas rumah kaca membuat semakin banyak sinar matahari yang terperangkap dan menyebabkan pemanasan global.

Dilansir dari United States Environmental Protection Agency, saat ini sudah ada banyak gas rumah kaca yang lepas ke atmosfer hingga memicu pemanasan global.

Penyebab utama dari meningkatnya gas rumah kaca di atmosrfer adalah aktivitas manusia selama 150 tahun terakhir.

Lantas apa saja jenis-jenis gas rumah kaca dan apa penyebab utama peningkatan gas rumah kaca di atmosfer?

Baca juga: Mengenal Emisi Gas Rumah Kaca yang Sumbang Laju Pemanasan Global

Jenis- jenis gas rumah kaca

Dilansir dari situs web lembaga antariksa AS, National Aeronautics and Space Administration (NASA), berikut enam jenis gas rumah kaca.

  • Uap air (H2O)
  • Karbon dioksida (CO2)
  • Metana (CH4)
  • Ozon (O3)
  • Dinotrogen oksida (N2O)
  • Klorofluorokarbon (CFC)

Konsentrasi gas rumah kaca diukur berdasarkan parts per million (PPM), parts per billion (PPB), dan parts per trillion (PPT).

Masing-masing gas dapat tetap berada di atmosfer untuk jangka waktu yang berbeda, mulai dari beberapa tahun hingga ribuan tahun.

Baca juga: Upaya Pemerintah Tekan Emisi Gas Rumah Kaca di Sektor Konstruksi

Penyumbang gas rumah kaca 

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, aktivitas manusia adalah penyumbang meningkatnya gas rumah kaca saat ini.

Berikut aktivitas manusia penyumbang terbesar gas rumah kaca saat ini menurut United States Environmental Protection Agency.

  • Pembangkitan listrik dan produksi panas (23 persen pada 2010)
  • Industri (24 persen pada 2010)
  • Agrikultrul, kehutanan, dan alihfungsi lahan (22 persen pada 2010)
  • Transportasi (15 persen pada 2010)
  • Bangunan (6 persen pada 2010)
  • Energi lainnya (10 persen pada 2010)

Emisi gas rumah kaca dari bahan bakar fosil telah meningkat secara signifikan sejak 1900. Sejak 1970, emisi karbon dioksida meningkat sekitar 90 persen.

Pembakaran bahan bakar fosil dan proses industri menyumbang sekitar 78 persen dari total peningkatan gas rumah kaca dari 1970 hingga 2011.

Baca juga: Tekan Emisi Gas Rumah Kaca, Bluebird Siapkan Infrastruktur Berbasis Energi Baru Terbarukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Konservasi Vs Rencana Konversi 20 Juta Hektare Hutan

Konservasi Vs Rencana Konversi 20 Juta Hektare Hutan

Pemerintah
Putusan terhadap Greenpeace Bisa Ancam Perjuangan Lawan Krisis Iklim

Putusan terhadap Greenpeace Bisa Ancam Perjuangan Lawan Krisis Iklim

LSM/Figur
Pengesahan RUU Masyarakat Adat Dapat Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Pengesahan RUU Masyarakat Adat Dapat Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

LSM/Figur
Lanjutkan JETP, Pemerintah Bentuk Satgas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau

Lanjutkan JETP, Pemerintah Bentuk Satgas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau

Pemerintah
Tuntuan Ganti Rugi Menanti Produsen yang Tak Tangani Sampah Plastik

Tuntuan Ganti Rugi Menanti Produsen yang Tak Tangani Sampah Plastik

Pemerintah
UE Tunda Tetapkan Target Baru Pengurangan Emisi

UE Tunda Tetapkan Target Baru Pengurangan Emisi

Pemerintah
Pemuda Cilacap Ini Bangun Pembangkit Hibrida yang Alirkan Listrik ke Rumah Warga

Pemuda Cilacap Ini Bangun Pembangkit Hibrida yang Alirkan Listrik ke Rumah Warga

BUMN
Kemenhut: Deforestasi Indonesia Meningkat pada 2024

Kemenhut: Deforestasi Indonesia Meningkat pada 2024

Pemerintah
Amazon Luncurkan Layanan Investasi Kredit Karbon, Apa Itu?

Amazon Luncurkan Layanan Investasi Kredit Karbon, Apa Itu?

Swasta
Deterjen dari Kayu dan Jagung Solusi Pembersih Ramah Lingkungan

Deterjen dari Kayu dan Jagung Solusi Pembersih Ramah Lingkungan

LSM/Figur
Perubahan Iklim dan El Nino Sebabkan Seni Gua Prasejarah Maros-Pangkep Mengelupas

Perubahan Iklim dan El Nino Sebabkan Seni Gua Prasejarah Maros-Pangkep Mengelupas

LSM/Figur
Proyek Ekowisata hingga Peternakan Picu Kerusakan Lingkungan di Bogor dan Sukabumi

Proyek Ekowisata hingga Peternakan Picu Kerusakan Lingkungan di Bogor dan Sukabumi

Pemerintah
Deforestasi 2024 Capai 175.400 Hektare, Penyebabnya Karhutla dan Gambut

Deforestasi 2024 Capai 175.400 Hektare, Penyebabnya Karhutla dan Gambut

Pemerintah
Greenpeace Dihukum Bayar Rp 11 Triliun, Perusahaan Migas Dikhawatirkan Lakukan Tindakan Serupa

Greenpeace Dihukum Bayar Rp 11 Triliun, Perusahaan Migas Dikhawatirkan Lakukan Tindakan Serupa

LSM/Figur
Atasi Tantangan UMKM, Akademisi UC Usul Bentuk Badan Nasional

Atasi Tantangan UMKM, Akademisi UC Usul Bentuk Badan Nasional

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau