Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Keberlanjutan, PZ Cussons Perkenalkan Produk Bayi Pertama Bersertifikat Ekolabel

Kompas.com - 11/05/2023, 18:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PZ Cussons berkomitmen terus mendukung keberlanjutan dengan memperkenalkan Cussons Baby Tisu Basah sebagai produk bayi pertama di Indonesia yang bersertifikat ekolabel dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Director of Corporate Communications PZ Cussons Indonesia Elly Mustrianita mengatakan, Perusahaan mendukung keberlanjutan dalam menjalankan bisnis, mulai dari proses bisnis hulu ke hilir, dan inovasi produk terutama dengan pengurangan penggunaan plastik.

Selain itu juga, meningkatkan layanan konsumen yang memastikan keamanan dan kenyamanan produk higenis bagi ibu dan bayi, serta mengajak keterlibatan masyarakat melalui edukasi, penyuluhan, dan pendampingan masyarakat.

"Edukasi ini terutama diperuntukkan bagi ibu-ibu Posyandu, dalam membangun kebiasaan hidup bersih dan sehat, serta menjaga kelestarian lingkungan melalui pengurangan penggunaan plastik dan pengelolaan pemilahan sampah secara bijak," ujar Elly kepada Kompas.com, Rabu (10/5/2023).

Baca juga: Pimpin Kampanye Daur Ulang, Danone Ingatkan Pengelolaan Sampah Plastik

Head of Marketing PZ Cussons Indonesia Riza Arief Rahman menambahkan, produk tisu basah ini terbuat dari material ramah lingkungan yang dapat terurai secara alami (biodegradable), terdiri dari 100 persen natural fiber, minyak zaitun organik bersertifikat, sumber air terpurifikasi, 0 persen alkohol, pewarna, dan pewangi.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

"Produk ini juga menjawab tantangan kulit bayi sensitif dengan hipoalergenik, ukuran tisu lebih lebar dan tebal, serta 3x lebih bersih dibanding tisu basah pada umumnya," imbuh Riza.

Sementara, pencapaian keberlanjutan yang telah dilaksanakan adalah mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan.

Head of Packaging Asia PZ Cussons Parthesh Dave menjelaskan, Perusahaan telah melakukan pengurangan penggunaan plastik hingga 92 persen pada Cussons Baby Gift Box, pengurangan penggunaan plastik sebanyak 16 persen dari kemasan tisu basah, dan pengurangan penggunaan plastik 11 persen pada kemasan (doys plastic reduction).

“Kami dengan prinsip kehati-hatian mengevaluasi setiap varian produk di berbagai kategori, mengkaji ukuran baru dan melakukan ujicoba di pabrik untuk validasi ukuran-ukuran baru tersebut yang secara keseluruhan dari berbagai aspek akan lebih berdampak positif dan semakin ramah lingkungan," papar Parthesh.

Baca juga: Mengenal Green Label Indonesia yang Digagas GPCI

Sejumlah upaya Perusahaan diapresiasi oleh Direktur Pengurangan Sampah KLHK Vinda Damayanti. Dia menilai, komitmen Perusahaan telah sejalan dengan amanat Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

KLHK melihat secara nyata, aturan dan kebijakan dari Pemerintah telah membuka jalan, peluang, dan sekaligus memberikan tantangan bagi PZ Cussons untuk terus berupaya dalam membangun bisnis yang bertanggungjawab terhadap lingkungan hidup.

"Bisnis dimaksud yaitu bisnis berkelanjutan yang menyelaraskan antara profit dengan people dan planet karena di masa yang akan datang hanya bisnis berkelanjutan (sustainable business) saja yang akan bertumbuh dan bertahan dan rasanya hal itu bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan," cetus Vinda.

Untuk diketahui, PZ Cussons menargetkan pengurangan plastik murni dalam kemasan hingga sepertiga pada tahun 2030 dari garis dasar (baseline) tahun 2021, menggunakan 100 persen kemasan yang dapat didaur ulang/diisi ulang/dapat dibuat kompos pada tahun 2030, dan menggunakan 100 persen kertas daur ulang bersertifikat pada tahun 2025.

Selain dalam hal inovasi produk, PZ Cussons bekerjasama dengan Alfamart juga mengajak keterlibatan masyarakat luas dalam edukasi, penyuluhan, dan pendampingan terkait penggunaan plastik dan pemilahan sampah di 96 titik posyandu di Indonesia dalam tiga bulan ke depan.

“Kami menggandeng kader-kader dan komunitas Posyandu yang mencapai hingga 10.000 ibu-ibu untuk bergerak bersama menyelamatkan bumi dimulai dari institusi terkecil, yaitu di rumah," tuntas Riza.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Pemerintah
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau