Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"ASEAN Youth Innovation Challenge 2023", Prasmul Bahas 3 Isu SDGs ASEAN

Kompas.com - 30/05/2023, 18:06 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

 

Noer Hassan Wirajuda, Mantan Menlu, Dekan Fakultas Hukum dan Studi Internasional Universitas Prasmul, dan Kepala Pusat Studi Kebangsaan Indonesia Prasmul menjadi pembicara kunci mengangkat tema "Debunking the Stigma: The Cruciality of Youth's Participation in Tackling Global Issues".

Ia menjelaskan, negara di Asia Tenggara telah mencapai berbagai tujuan melalui terbentuknya ASEAN, seperti adanya kedamaian dan keamanan diantara negara-negara dalam kawasan Asia Tenggara.

Dengan demikian, negara ASEAN lebih bisa memfokuskan diri pada pembangunan ekonomi yang menjadikan ASEAN sebagai wilayah dengan perekonomian paling dinamis di dunia dan berpotensi besar memainkan peran sentral di Asia bahkan dunia internasional.

“ASEAN telah berevolusi menjadi sebuah kawasan regional yang kuat dan berdaya. Sebagai penerus ASEAN di tahun-tahun mendatang, generasi muda memiliki kesempatan yang lebih baik dibanding generasi sebelumnya untuk membawa ASEAN di mata dunia," tegas Hassan Wirajuda.
"Tentunya dengan tetap mengedepankan semangat kompetisi dan kolaborasi dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang,” lanjut Hassan.

Turut hadir pada acara pembukaan ini, Rorian Pratyaksa dan Maudina Tri Hartasya selaku Co-Chairs of ASEAN Youth Agenda dan beberapa perwakilan perusahaan yang berkontribusi memberikan case study dalam BCC dan PCC, antara lain Pertamina Foundation, Google Indonesia, BNI Ventures, British Embassy, GoTo Group, JAPFA, dan Boston Consulting Group.

Penyelenggaraan kompetisi Policy Case Competition (PCC) bertujuan menjadi sebuah wadah bagi para generasi muda ASEAN menyuarakan pendapat mereka mengenai isu paling mendesak yang dihadapi ASEAN saat ini melalui lensa kebijakan publik.

Sementara Business Collaboration Competition (BCC) bertujuan untuk menciptakan dan memperkuat jaringan serta sinergi pengusaha muda negara-negara ASEAN dengan memfasilitasi kolaborasi antara perusahaan besar, pemerintah dan lembaga pembangunan.

Baca juga: Pilar 3 SDGs: Pembangunan Lingkungan

Pemenang PCC dan BCC

Usai menjalani serangkaian penilaian, tim ‘Gapai’ dari Indonesia keluar sebagai First Winner untuk kategori BCC. CEO dan Founder Gapai Radityo Susilo yang juga merupakan alumni Universitas Prasmul angkatan 2011 menyampaikan rasa terima kasih kepada para juri atas dukungannya akan ide tim Gapai dalam membantu pekerja Indonesia bisa memperoleh pekerjaan di luar negeri.

“Tentunya saya dan tim sangat antusias untuk menunggu kesempatan berkolaborasi bersama perusahaan besar seperti Pertamina maupun BNI Ventures,” ungkap Radityo.

Sementara untuk kategori PCC terbagi dalam tiga sub kategori. Tim RSKJ (Universitas Gadjah Mada, and University of Indonesia) berhasil menjadi pemenang pertama untuk kategori Future of Education and Work.

Tim The Elesian Leaders (University of Social Sciences and Humanities, Vietnam National University - Ho Chi Minh City) sebagai pemenang sub kategori Digital Literacy and Inclusion dan tim Ecovision (Yonsei University, National University of Singapore, and Brunei's Ministry of Health) sebagai pemenang pertama sub kategori Energy Transition.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com