JAKARTA, KOMPAS.com - Wahid Foundation dan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia berkolaborasi melestarikan pemberdayaan berkelanjutan.
Program itu, kata Direktur Wahid Foundatioan Yenny Wahid, berpusat di Desa Damai, Banyuwangi, Jawa Timur.
"Wahid Foundation sudah melakukan pembinaan pada program ini sejak 2017," tutur Yenny.
Yenny menerangkan, Desa Damai lahir dari ide meminimalisasi potensi konflik sosial dan mencegah pengaruh ekstremisme melalui pemberdayaan komunitas.
Pemberdayaan komunitas itu menyasar bidang ekonomi sesuai khas daerah masing-masing.
Di Desa Grajagan misalnya, pemberdayaan meliputi produk-produk perikanan laut berikut penyediaan koperasi.
Baca juga: Kementerian PPPA dan Aisyiyah Sepakati 5 Lingkup Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Secara lebih spesifik, pemberdayaan melibatkan kaum perempuan.
"Sekarang sudah ada keterlibatan sekitar 3.000 perempuan," kata Direktur Eksekutif Wahid Foundation Mujtaba Hamdi.
Mujtaba menambahkan, gelaran pemberdayaan Desa Damai juga terlaksana di Kalimantan Selatan.
Pemberdayaan perempuan menjadi salah satu perhatian PBB, karena menjadi kunci pembangunan perdamaian serta komponen utama mendorong kesetaraan.
Pada pemberdayaan Desa Damai, kohesi sosial yang sudah terwujud antara lain pelatihan-pelatihan sektor ekonomi, keterampilan usaha, pembinaan kurasi produk, peyediaan akses kredit melalui Koperasi Cinta Damai (KCD), berikut penyediaan akses pasar digital.
Sementara itu, Presiden Direktur Japan Tobacco International (JTI) Indonesia Manos Koukourakis menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Wahid Foundation dalam bentuk dana bantuan.
Manos Koukourakis menyebut bahwa dana bantuan sepanjang kerja sama yang sudah berlangsung ada di kisaran 1,8 juta dollar AS.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya