JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) berkolaborasi dengan Bank CIMB Niaga melestarikan bambu.
Program Kehati melalui pengembangan agroforestri bambu disandingkan dengan "One House One Tree", program keberlanjutan KPR CIMB Niaga.
Sejatinya, kolaborasi tersebut sudah terlaksana kali pertama pada 2012, dan hingga kini terus mendukung pelestarian bambu di beberapa daerah di Indonesia.
Direktur Program Yayasan Kehati Rony Megawan memaparkan beberapa catatan berkenaan pentingnya pelestarian bambu.
Baca juga: Dukung Riau Hijau, MG Perkenalkan Mobil Listrik Ramah Lingkungan
Secara ekologi, bambu mampu menjadi solusi dari ancaman lingkungan dan perubahan iklim.
Tanaman bambu juga mampu menyerap air hujan yang cukup besar, sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya aliran langsung dan erosi.
Dalam kaitan dengan upaya mitigasi perubahan iklim, pengembangan tanaman bambu pun dapat meningkatkan penyerapan karbon.
Berdasarkan penelitian, tanaman bambu dapat menyerap lebih dari 62 ton per hektar per tahun CO2.
“Bambu dapat menjadi solusi untuk kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis di Indonesia," tutur Rony dalam diskusi bertajuk "Bambu, Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan" di Yayasan Kehati, Jakarta, Rabu (31/5/2023),
Sementara itu, luasan hutan bambu di Indonesia mencapai 185 juta hektar. Angka ini sama artinya dengan luas hutan bambu di urutan enam dunia.
Yayasan Kehati bekerja sama dengan LSM Lokal Yayasan Ayo Indonesia, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis, bersama masyarakat serta dukungan CIMB Niaga, melakukan restorasi melalui penanaman bambu di Desa Rana Kolong, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Chandra Asri-Nippon Shokubai Jajaki Peluang Bisnis Kimia Hijau
Berbekal izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakat (IUPHKm), bambu akan ditanam di lahan seluas 44 hektar, sebagai pembatas di blok pemanfaatan dan blok lindung.
Jenis bambu yang akan ditanam antara lain bambu betung, bambu tali, dan bambu aur.
Selain bambu, optimalisasi penutupan lahan dilakukan melalui penanaman tanaman keras multimanfaat lain.
Masyarakat akan menanam kopi dan cengkeh di kawasan hutan kemasyarakat.
Selain untuk pengayaan ekosistem hutan, pola agroforestri yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan sumber pangan dan pendapatan masyarakat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya