Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 5 Juni 2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber Euronews

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri otomotif global sedang mengalami transformasi besar-besaran, dengan implikasi pada sektor energi.

Hal ini terjadi karena elektrifikasi telah diatur untuk menghindari kebutuhan lima juta barel minyak per hari pada tahun 2030.

Dampaknya, penjualan global mobil listrik pun diprediksi melonjak dan bakal mencatat rekor baru, hingga mendekati seperlima dan memimpin transformasi besar industri otomotif yang berimplikasi pada sektor energi, terutama berbasis fosil.

Edisi baru Global Electric Vehicle Outlook tahunan keluaran International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa lebih dari 10 juta mobil listrik terjual di seluruh dunia pada tahun 2022 dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 35 persen lagi tahun ini hingga mencapai 14 juta unit.

Baca juga: Dukung Riau Hijau, MG Perkenalkan Mobil Listrik Ramah Lingkungan

Pertumbuhan eksplosif ini berarti pangsa mobil listrik dari keseluruhan pasar mobil telah meningkat dari sekitar 4 persen pada tahun 2020 menjadi 14 persen pada tahun 2022 dan akan meningkat lebih lanjut menjadi 18 persen tahun 2023.

Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol menuturkan, kendaraan listrik adalah salah satu kekuatan pendorong dalam ekonomi energi global baru yang muncul dengan cepat, dan membawa transformasi bersejarah industri manufaktur mobil di seluruh dunia.

Tren yang kita saksikan memiliki implikasi signifikan terhadap permintaan minyak global. Mesin pembakaran internal tidak tertandingi selama lebih dari satu abad, tetapi kendaraan listrik mengubah status quo ini.

"Pada tahun 2030, mereka akan menghindari kebutuhan minyak setidaknya 5 juta barel per hari. Mobil hanyalah gelombang pertama: bus dan truk listrik akan segera menyusul," cetus Fatih.

Mayoritas penjualan mobil listrik hingga saat ini sebagian besar terkonsentrasi di tiga pasar yakni China, Eropa, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Percepat Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Strategi dari Pakar

China adalah yang terdepan, dengan 60 persen dari total penjualan dunia pada tahun 2022 lalu. Ini artinya, lebih dari separuh mobil listrik yang beredar di jalan raya di seluruh dunia ada di China.

Eropa dan Amerika Serikat, pasar terbesar kedua dan ketiga. Keduanya mengalami pertumbuhan yang kuat dengan penjualan masing-masing meningkat 15 persen dan 55 persen pada tahun 2022.

Program kebijakan yang ambisius di negara-negara ekonomi besar, seperti paket Fit for 55 di Uni Eropa dan Undang-Undang Pengurangan Inflasi di Amerika Serikat, diperkirakan akan semakin meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik dekade ini dan seterusnya.

Pada tahun 2030, pangsa rata-rata mobil listrik dalam total penjualan di seluruh China, UE, dan Amerika Serikat akan melonjak menjadi sekitar 60 persen.

Tren yang menggembirakan juga memiliki efek positif untuk produksi baterai dan rantai pasokan. Laporan baru tersebut menyoroti bahwa proyek manufaktur baterai yang diumumkan akan lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan kendaraan listrik hingga tahun 2030 dalam Skenario Net Zero Emissions (NZE) tahun 2050.

Baca juga: Indonesia Pegang Peran Kunci dalam Kendaraan Listrik Dunia

Namun, manufaktur tetap sangat terkonsentrasi, dengan China mendominasi perdagangan baterai dan komponennya, dan meningkatkan pangsa ekspor mobil listrik global menjadi lebih dari 35 persen pada tahun lalu.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau