KOMPAS.com - Belakangan ini banyak artikel di internet yang merekomendasikan sejumlah tanaman hias dalam ruangan yang mampu menyaring polutan dan menjernihkan udara di dalam rumah.
Tanaman-tanaman hias tersebut direkomendasikan sebagai alternatif penjernih udara alami di rumah di tengah tingginya polusi di kota-kota besar.
Akan tetapi, benarkah tanaman-tanaman hias dalam ruangan benar-benar mampu menyaring polutan dan menjernihkan udara di dalam rumah?
Baca juga: Saat Jakarta Terus Diracuni Polusi, Kualitas Udara Seoul Justru Meningkat
Jawaban untuk pertanyaan tersebut tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah.
Beberapa jenis tanaman hias memang bisa menyaring polutan dan senyawa organik yang memiliki sifat mudah menguap atau VOC. Akan tetapi, jumlah yang disaring tidaklah signifikan.
Dalam publikasi ilmiah yang diterbitkan Journal of Exposure Science & Environmental Epidemiology pada 2019, perlu banyak sekali tanaman hias untuk benar-benar menyaring dan menjernihkan udara di rumah.
Dalam publikasi tersebut, jika ingin menyaring udara di dalam ruangan secara maksimal secara alami, dibutuhkan antara 10 hingga 1.000 tanaman per meter persegi.
Jika ruang tamu Anda luasnya 10 meter persegi, dibutuhkan antara 100 hingga 10.000 tanaman untuk menyaring polutan dan VOC secara efektif.
Profesor teknik dan ilmu komputer di Portland State University yang mempelajari kualitas udara dalam ruangan Richard Corsi mengatakan, jumlah polutan dan VOC yang dihilangkan oleh satu tanaman hias hampir tidak dapat diukur dengan instrumen ilmiah.
Corsi menuturkan, jika ingin menghilangkan polutan dan VOC di dalam ruangan hingga 50 persen, dibutuhkan sekitar 1.000 tanaman.
Baca juga: Dari Mana Saja Sumber Polusi Udara Jakarta?
"Tanaman menghilangkan polusi dalam jumlah sangat kecil dari udara dalam ruangan," kata Corsi, sebagaimana dilansir Insider.
Selain itu, tanaman hias di dalam ruangan juga diklaim dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan lebih banyak oksigen di rumah.
Klaim tersebut tidak sepenuhnya salah. Betul bahwa tanaman menyerap karbon dioksida, tapi dengan jumlah yang tidak terlalu banyak dan tidak signifikan
Selain itu, untuk digarisbawahi bahwa tanaman tidak hanya menyerap karbon dioksida, tetapi juga melepaskannya.
Pada siang hari, melalui proses fotosintesis, tanaman menyerap karbon dioksida dan sinar matahari yang kemudian menghasilkan oksigen.
Namun pada malam hari, saat fotosintesis berhenti, tanaman justru mengeluarkan karbon dioksida dalam proses yang disebut respirasi.
Terlepas dari produksi oksigen atau karbon dioksida, tanaman hias tidak dapat membuat banyak perbedaan kualitas udara di dalam rumah.
Baca juga: 7 Cara Mengurangi Polusi Udara yang Berbahaya bagi Kesehatan
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa tanaman bukanlah cara paling efektif untuk menyaring polutan dan menjernihkan udara di dalam ruangan.
Di sisi lain, ada beberapa metode lain yang dapat membantu meningkatkan kualitas udara di rumah.
Air purifier atau pembersih udara rumah bekerja dengan menyaring udara dalam ruangan melalui filter khusus yang menjebak partikel berbahaya seperti polutan dan alergen.
Membuka jendela secara berkala juga dapat membantu meningkatkan kualias udara di dalam rumah.
Meskipun udara luar juga mengandung polutan, udara dalam ruangan memiliki VOC antara dua hingga lima kali lebih banyak daripada udara luar.
Pastikan rumah dan ruangannya memiliki ventilasi yang baik setiap kali menggunakan produk yang mengeluarkan VOC.
Selain itu, biarkan pintu atau jendela tetap terbuka saat menggunakan produk pembersih yang kuat atau menyemprotkan aerosol.
Baca juga: Tips Mencegah Penyakit ISPA di Tengah Kualitas Buruk Udara Jakarta
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya