Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Sejarah Munculnya ESG, Bermula Sejak 1990-an

Kompas.com - 23/06/2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Tumpahan minyak perusahaan raksasa energi BP di Teluk Meksiko tersebut merenggut 11 nyawa dan melukai 17 jiwa.

Insiden ini memicu pembicaraan serius tentang penerapan kerangka kerja ESG untuk semua perusahaan dan organisasi.

Masyarakat yang terkena dampak merasa tidak ada yang meminta pertanggungjawaban BP, tidak ada metrik terkait ESG untuk menunjukkan bahwa perusahaan telah beroperasi melawan standar etika yang ditetapkan secara internal.

Untuk memulai proses peningkatan transparansi, berdirilah Sustainability Accounting Standards Board (SASB) pada 2011 untuk menyusun informasi keuangan secara berkelanjutan.

Baca juga: Melalui Implementasi ESG, Grup Modalku Dukung Keberlanjutan Bisnis UMKM

SDGs dan ESG

Tahun 2015 menjadi tahun yang spesial. Pada tahun ini PBB menyepakati Sustainable Development Goals (SDGs) yang berisi 17 tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dalam menyepakati SDGs, isu-isu ESG juga menjadi pembahasan yang terdepan dan utama

Pada tahun ini pula, Perjanjian Paris diratifikasi untuk membatasi kenaikan suhu global tak sampai 1,5 derajat celsius.

Setelah menjalani proses yang panjang sejak 1992, semakin banyak desakan hingga mengarah pada munculnya kerangka kerja ESG.

Baca juga: Di RUPST, Bentoel Paparkan Capaian Bidang ESG Sepanjang 2022

Kerangka kerja ESG memungkinkan perusahaan menjadi lebih akuntabel dan transparan dengan pemangku kepentingan mereka.

Dilansir dari Investopedia, ketiga pilar dalam ESG memiliki kerangka kerja masing-masing.

Pilar environmental menilai bagaimana perusahaan menjaga lingkungan termasuk kebijakan-kebijakan perusahaan yang diambil untuk melawan pemanasan global dan perubahan iklim.

Pilar social menilai bagaimana perisahaan mengelola hubungan dengan karyawan, pemasok, pelanggan, dan masyarakat di sekitar perusahaan.

Pilar governance menilai tata kelola, kepemimpinan perusahaan, gaji level eksekutif, audit, kontrol internal, dan hak pemegang saham.

Baca juga: PwC Indonesia: Prinsip ESG Harus Masuk ke Dalam Tujuan IPO Perusahaan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com