Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Sejarah Munculnya ESG, Bermula Sejak 1990-an

Kompas.com - 23/06/2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Environmental, social, and governance (ESG) seperangkat standar yang dipakai oleh investor yang sadar mengenai keberlanjutan untuk menilai perangai perusahaan yang kemudian dipakai untuk menyaring potensi investasi.

Dalam ESG terdapat tiga pilar yaitu environmental atau menjaga lingkungan, social atau dampak positif untuk sosial alias masyarakat sekitar, dan governance atau tata kelola dan kepemimpinan yang baik.

ESG dinilai penting karena menjadi instrumen bagi investor untuk menyaring perusahaan sekaligus mendorong perusahaan untuk bertindak secara bertanggung jawab.

ESG juga dapat mengawasi perusahaan induk agar tidak terlibat dalam praktik-praktik yang berisiko dan tidak etis.

Lantas sejak kapan konsep ESG ini muncul? Dilansir dari salah satu laman konsultan ESG internasional, ESG Go, konsep ESG awalnya mengemuka atas dasar semakin meningkatnya kesadaran akan investasi yang bertanggung jawab secara sosial pada 1960-an.

Baca juga: ESG: Pengertian, Pentingnya, dan Kriterianya

Awal kemunculan

Meningkatnya kesadaran akan investasi yang bertanggung jawab secara sosial tak lepas dari degradasi lingkungan yang semakin parah dan kesadaran akan hak-hak sosial.

Dalam kurun waktu puluhan tahun, bermunculanlah gerakan-gerakan yang menyuarakan pembatasan emisi gas rumah kaca (GRK) dan memprioritaskan mitigasi perubahan iklim.

Dalam gerakan-gerakan tersebut, muncul juga isu mengenai penerapan ESG ke dalam persoalan bisnis.

Pada 1992, Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar KTT dengan nama populer Earth Summit di Rio de Janeiro, Brasil, sebagai peringatan 20 tahun atas konferensi lingkungan pertama di Stockholm, Swedia, pada 1972.

Baca juga: Sinarmas Land Pastikan Seluruh Rantai Pasokan Terapkan Prinsip ESG

Sejak saat itu, konferensi iklim terbesar sekaligus terpenting di planet Bumi, Conference of the Parties (COP) diadakan setiap tahun mulai 1995.

Gerakan yang berfokus pada dampak lingkungan ini melahirkan beberapa peristiwa yang berkontribusi pada popularitas sekaligus kerangka ESG.

Pada 1997, disepakatilah Protokol Kyoto untuk mendorong pemerintah di seluruh dunia mengurangi emisi GRK guna memerangi pemanasan global.

Dalam Protokol Kyoto, sebanyak 192 negara berjanji untuk menetapkan target untuk membatasi dan mengurangi emisi GRK yang mulai berlaku pada tahun 2005.

Baca juga: Kewirausahaan dan Pemberdayaan Perempuan, Komitmen Delta untuk ESG

Tumpahan minyak

Pada 2006, PBB mengembangkan Prinsip Investasi Bertanggung Jawab (PRI). Tujuan PRI adalah untuk memahami implikasi investasi dari faktor-faktor ESG dan untuk mempromosikan investasi berkelanjutan.

Dorongan untuk akuntabilitas dan keberlanjutan dari perusahaan besar ini diuji pada 2010 ketika tumpahan minyak laut terbesar dalam sejarah industri perminyakan terjadi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau