Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2023, 11:00 WIB
Josephus Primus,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bayer yang bergerak di bidang pertanian dan kesehatan membidik tiga sasaran untuk keberlanjutan pertanian Indonesia.

Bayer Head of Field Solution South East Asia & Pakistan Kukuh Ambar Waluyo, mengemukakan hal itu dalam informasi perbincangan terkini Bayer Indonesia, Selasa (27/6/2023).

Kukuh memaparkan capaian program Bayer bertajuk #JadiLebihBaik melalui sains dan teknologi.

Menurutnya, semangat #JadiLebihBaik adalah bentuk pengejawantahan misi global Bayer yakni #ScienceforBetter.

"Pertama, perubahan iklim global membuat terjadinya upaya optimalisasi lahan dan air yang tersedia," kata Kukuh.

Baca juga: Wapres Kunjungi Pusat Pertanian Hidroponik Modern Terbesar di Indonesia

Perubahan iklim global memunculkan topik pembicaraan mengenai program tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang juga menjadi pembahasan di Indonesia.

Di Indonesia, sebagai dampak dari perubahan iklim global, terjadi alih fungsi lahan pertanian per tahunnya di angka 100.000 hektar dengan potensi kehilangan 500.000 ton hasil padi.

Karena itulah, Bayer melakukan penelitian sekaligus penerapan pertanian berkelanjutan untuk meningkatkan hasil pertanian, pengendalian hama, hingga pemanfaatan ilmu pengetahuan berdasarkan sains.

Sasaran kedua adalah keterbatasan lahan pertanian.

"Keterbatasan lahan pertanian itu membuat kami melakukan penelitian dan teknologi di bidang pertanian dengan penggunaan teknologi digital, bioteknologi, hingga penggunaan artificial intelligence," kata Kukuh.

Baca juga: Petrokimia Gresik Tebar 100 Drone, Siapkan Pertanian Berkelanjutan

Dia mencontohkan ikhwal penggunaan drone sejak 2018 yang menjadi andalan Bayer Indonesia.

Penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida tanaman di lahan pertanian seluas satu hektare bisa menghemat waktu hingga 20 menit saja.

Sementara, cara penyemprotan pestisida secara manual untuk luasan lahan sama memerlukan waktu lebih dari tujuh jam.

Sasaran ketiga, adalah merangsang minat anak muda, khususnya di bawah usia 30 tahun untuk mengelola pertanian.

"Anak muda akan berminat ke bidang pertanian apabila pengelolaan pertanian memanfaatkan teknologi modern," ujar Kukuh.

Baca juga: SwissCham Ingatkan Pentingnya Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Citi Foundation Gandeng YCAB Kolaborasi Perkuat Akses Kerja bagi Anak Muda dan Disabilitas
Citi Foundation Gandeng YCAB Kolaborasi Perkuat Akses Kerja bagi Anak Muda dan Disabilitas
LSM/Figur
Satgas Relokasi 63 Orang yang Tinggal di Zona Merah Radiasi Cikande
Satgas Relokasi 63 Orang yang Tinggal di Zona Merah Radiasi Cikande
Pemerintah
Akademisi IPB Soroti Lemahnya Pengawasan Mutu dalam Kasus Udang Terpapar Cesium
Akademisi IPB Soroti Lemahnya Pengawasan Mutu dalam Kasus Udang Terpapar Cesium
Pemerintah
Kisah Desa Seraras, Dahulu Gelap Gulita Kini Bisa Rasakan Listrik Mengalir ke Rumah
Kisah Desa Seraras, Dahulu Gelap Gulita Kini Bisa Rasakan Listrik Mengalir ke Rumah
Pemerintah
Perkuat Vokasi Digital, Digiserve Salurkan 240 Perangkat Digital ke SMK Telkom
Perkuat Vokasi Digital, Digiserve Salurkan 240 Perangkat Digital ke SMK Telkom
BUMN
Emisi Metana: Yang Penting Bukan Datanya, Tapi Menghentikannya
Emisi Metana: Yang Penting Bukan Datanya, Tapi Menghentikannya
Pemerintah
UII dan UNJAYA Kembangkan Model Pertanian Kopi Berbasis Ekonomi Sirkular
UII dan UNJAYA Kembangkan Model Pertanian Kopi Berbasis Ekonomi Sirkular
LSM/Figur
Lahan Pertanian Global Diproyeksikan Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2100
Lahan Pertanian Global Diproyeksikan Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2100
LSM/Figur
Langkah Hijau PLN, Sulap Tumpukan Sampah Jadi Energi Bersih
Langkah Hijau PLN, Sulap Tumpukan Sampah Jadi Energi Bersih
Pemerintah
Riset LSE: Bank Besar Dunia Belum Stop Danai Energi Fosil
Riset LSE: Bank Besar Dunia Belum Stop Danai Energi Fosil
Pemerintah
Kemenhut Minta Maaf soal Pemusnahan Barang Bukti Mahkota Cenderawasih
Kemenhut Minta Maaf soal Pemusnahan Barang Bukti Mahkota Cenderawasih
Pemerintah
Danantara Bakal 'Review' Proyek Waste to Energy Sebelum Kucurkan Dana ke Pemda
Danantara Bakal "Review" Proyek Waste to Energy Sebelum Kucurkan Dana ke Pemda
Pemerintah
Harimau dan Macan Tutul Masuk Pemukiman, Alarm Bahaya Terganggunya Ekosistem
Harimau dan Macan Tutul Masuk Pemukiman, Alarm Bahaya Terganggunya Ekosistem
Pemerintah
Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api
Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api
BUMN
Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan
Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau