Sebagian dari perkembangan ini disebabkan permintaan energi final yang lebih rendah pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19 yang mengganggu kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi di seluruh dunia.
Sektor ketenagalistrikan mengalami peningkatan perkembangan energi terbarukan. Sedangkan sektor panas dan transportasi mengalami kemajuan yang kurang signifikan dalam 10 tahun terakhir.
Laju peningkatan intensitas energi primer yang telah melambat dalam beberapa tahun terakhir turun menjadi 0,6 persen pada 2020.
Hal ini menjadikannya tahun terburuk untuk peningkatan intensitas energi sejak krisis keuangan global.
Perlambatan ini dipengaruhi oleh pergeseran struktur ekonomi selama Covid-19 ke arah produksi industri yang lebih intensif energi. Ditambah lagi, terjadinya rendahnya peningkatan efisiensi teknis.
Aliran keuangan publik internasional untuk mendukung energi bersih di negara berkembang mengalami tren penurunan.
Tren penurunan ini dimulai bahkan sebelum pandemi Covid-19 dan berlanjut hingga 2021. Pada 2021, aliran dananya 10,8 miliar dollar AS, turun 11 persen dari tahun 2020.
Aliran dana pada 2021 35 persen lebih rendah dari rata-rata selama dekade 2010 hingga 2019.
Baca juga: Laporan SDGs 2022: Pemberantasan Kemiskinan Ekstrem 2030 Sulit Tercapai
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya