KOMPAS.com – Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengajak masyarakat global memberikan perhatian khusus kepada negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan.
Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Kemendes PDTT Ivanovich Agusta mengatakan, negara-negara tersebut membutuhkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), restrukturisasi keuangan, dan transfer teknologi.
Hal tersebut disampaikan Ivanovich di Markas PBB, New York, AS, Kamis (13/7/2023) dalam sesi yang membahas negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan bagian dari High-Level Political Forum on Sustainable Development 2023.
Baca juga: Laporan SDGs 2022: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Masih Hadapi Tantangan
“Jauh sebelum krisis saat ini muncul, Indonesia telah sepakat untuk memberikan perhatian khusus kepada negara-negara Afrika, negara terbelakang dan negara berkembang yang terkurung daratan,” jelas Ivanovich dalam keterangan tertulis.
Pertemuan High-Level Political Forum on Sustainable Development 2023 berlangsung mulai 10 hingga 20 Juli 2023.
Saat ini ada 46 negara terbelakang di mana 33 di antaranya terletak di Afrika. Sementara itu, ada 32 negara berkembang yang terkurung daratan, di mana 17-nya berada di Afrika.
Negara-negara tersebut rentan terhadap krisis global dan guncangan eksternal.
Baca juga: Isu SDGs Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Karena itu, penting bagi masyarakat internasional untuk bekerja sama mendukung negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan.
Terutama dalam menanggapi krisis, memajukan pemulihan, dan kemajuan dalam pencapaian SDGs.
Ivanovich menyampaikan, mereformasi arsitektur keuangan internasional dapat memberikan akses yang lebih baik bagi negara-negara tersebut.
Melihat kondisi mutakhir, penting pula mendukung negara-negara tersebut dalam mengelola utang. Realisasinya dapat dijalankan inisiatif keringanan utang, restrukturisasi utang, dan strategi pengelolaan utang yang berkelanjutan.
Baca juga: Wujudkan SDGs, SMF Benahi Kawasan Kumuh di Kota Seribu Masjid
Ivanovich menambahkan, memperkuat bantuan teknis dan peningkatan kapasitas SDM juga sangat penting bagi negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan.
SDM, khususnya penduduk muda dan usia kerja, merupakan aset penting guna membangun ketahanan serta memajukan tercapainya SDGs pada 2030.
Berinvestasi pada manusia juga dapat meningkatkan kemampuan negara untuk merancang dan menerapkan strategi serta kebijakan pembangunan yang efektif di masa depan.
Sementara itu, mempromosikan transfer teknologi bisa dilakukan melalui perjanjian transfer teknologi, kerja sama negara Selatan-Selatan, dan kemitraan pemerintah dengan sektor swasta.
“Melalui kesempatan ini, Indonesia ingin sekali lagi menggarisbawahi, bahwa solidaritas dan kerja sama internasional sangat penting untuk mendukung lebih lanjut negara-negara Afrika, negara terbelakang, dan negara berkembang yang terkurung daratan,” ucap Ivanovich.
Baca juga: Ketua BPK Tekankan Pentingnya Supreme Audit Institutions Percepat SDGs
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya