Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Beratap Asbes Berisiko Tinggi Sebabkan Tuberkulosis

Kompas.com - 19/07/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Rumah yang memakai bahan asbes sebagai atapnya berpotensi menyebabkan anggota keluarga yang tinggal di dalamnya berisiko terkena Tuberkulosis (TBC).

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (18/7/2023).

“Rumah yang dibangun dengan atap menggunakan asbes, itu termasuk rumah tidak layak huni. Bisa menyebabkan penghuninya rentan terserang penyakit TB,” kata Hasto.

Baca juga: Meski Berbahaya, Asbes Banyak Digunakan Sebagai Atap Rumah di 5 Provinsi Ini

Hasto menuturkan, asbes tidak sehat karena serpihannya yang rontok secara perlahan dapat terhirup dan masuk ke dalam saluran pernafasan keluarga.

Serpihan yang terhirup dapat bersarang di paru-paru dalam waktu yang cukup lama, sebagaimana dilansir Antara.

Hasto menyarankan agar keluarga menggunakan atap dari seng yang dinilai lebih sehat bagi keluarga.

Selain atap dari asbes, rumah tidak layak huni juga ditandai oleh jendela rumah yang tidak lebih dari 10 persen luas bangunan rumah dan lantai rumah yang tidak terbuat dari keramik.

Baca juga: 7 Jenis Atap Rumah, Mulai dari Tanah Liat hingga Asbes

Dalam penelitian berjudul "Kondisi Fisik Rumah dan Perilaku dengan Kejadian TB Paru di Wilayak Kerja Puskesmas Batu 10 Kota Tanjungpinang" yang diterbitkan Jurnal Kesehatan Masyarakat pada 2019 menyebutkan, atap asbes merupakan salah satu faktor penyebab TBC.

Zat-zat yang terkandung di asbes yang sering terhirup dapat membahayakan kesehatan karena berkemungkinan tinggi menyebabkan penyakit TBC.

Dilansir dari pemberitaan Kompas pada 18 Mei 2018, hasil riset menunjukkan bahwa kematian akibat asbes secara global mencapai 255.000 jiwa per tahun.

Para peneliti merekomendasikan agar negara-negara menerapkan pelarangan penggunaan asbes baru dan mengontrol ketat bangunan atau struktur yang masih menggunakan bahan asbes.

Baca juga: Kenapa Atap Asbes Tidak Banyak Dipakai Lagi? Ternyata Ini Alasannya

Rekomendasi tersebut disampaikan para peneliti dalam artikel berjudul "Global Asbestos Disaster" yang terbit di jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health pada 16 Mei 2018.

Penulisnya berjumlah lima orang dipimpin Sugio Furuya dari Japan Occupational Safety and Health Resources Center, Tokyo, Jepang.

Angka kematian 255.000 jiwa per tahun ini jauh lebih tinggi dari estimasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO) sebesar 107.000 hingga 122.000 kematian.

Baca juga: Meski Ringan, Asbes Tak Baik Digunakan, Kenapa?

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi Sebut Pemilik Kendaraan Listrik Punya Jejak Karbon Lebih Besar

Studi Sebut Pemilik Kendaraan Listrik Punya Jejak Karbon Lebih Besar

Pemerintah
Ekonomi Hijau: Upaya Indonesia Keluar dari Middle Trap Income

Ekonomi Hijau: Upaya Indonesia Keluar dari Middle Trap Income

Pemerintah
Subsidi Hijau Miliki Biaya Tersembunyi yang Ancam Keberhasilan Keberlanjutan

Subsidi Hijau Miliki Biaya Tersembunyi yang Ancam Keberhasilan Keberlanjutan

Pemerintah
Metode Ini Diklaim Bisa Atasi Dampak Bahan Kimia Pada Persediaan Air Global

Metode Ini Diklaim Bisa Atasi Dampak Bahan Kimia Pada Persediaan Air Global

LSM/Figur
Jelang Pilkada, Isu Kualitas Udara Perlu Diprioritaskan Calon Kepala Daerah

Jelang Pilkada, Isu Kualitas Udara Perlu Diprioritaskan Calon Kepala Daerah

LSM/Figur
Para Kandidat Gubernur Jakarta Diharapkan Angkat Isu Kualitas Udara

Para Kandidat Gubernur Jakarta Diharapkan Angkat Isu Kualitas Udara

LSM/Figur
Industri Pariwisata dan Target Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Industri Pariwisata dan Target Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Pemerintah
Coldplay Rilis Vinyl Album dari Sampah Plastik Indonesia

Coldplay Rilis Vinyl Album dari Sampah Plastik Indonesia

Pemerintah
Genjot Produksi dalam Negeri demi Pencapaian SDGs Poin 9, Midea Bangun Pabrik di Cikarang

Genjot Produksi dalam Negeri demi Pencapaian SDGs Poin 9, Midea Bangun Pabrik di Cikarang

Swasta
Pengertian Transisi Energi Berkeadilan dan Strateginya

Pengertian Transisi Energi Berkeadilan dan Strateginya

LSM/Figur
Karena Perubahan Iklim, Sungai Jadi Mengering Lebih Cepat

Karena Perubahan Iklim, Sungai Jadi Mengering Lebih Cepat

Pemerintah
BRIN Kembangkan Varietas Jagung Tahan Hama dan Perubahan Iklim

BRIN Kembangkan Varietas Jagung Tahan Hama dan Perubahan Iklim

Pemerintah
'Wali Asuh Mangrove', Bentuk Tanggung Jawab Kompas.com atas Emisi Karbon yang Dihasilkan

"Wali Asuh Mangrove", Bentuk Tanggung Jawab Kompas.com atas Emisi Karbon yang Dihasilkan

Swasta
7,6 Juta Anak Indonesia Alami Kekerasan Sepanjang 2023

7,6 Juta Anak Indonesia Alami Kekerasan Sepanjang 2023

Pemerintah
20 Produsen Berhasil Kurangi 127.000 Ton Sampah Sepanjang 2023

20 Produsen Berhasil Kurangi 127.000 Ton Sampah Sepanjang 2023

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau