Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2023, 11:01 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Selama beberapa dekade terakhir, ada dorongan yang luar biasa untuk pengelolaan sampah, mengontrol polusi plastik di laut, dan tingkat daur ulang di seluruh dunia.

Negara-negara Eropa, menurut Environmental Performance Index (EPI), melakukannya lebih baik dibanding sebagian besar belahan dunia lainnya.

EPI menetapkan kategori isu pengelolaan dalam mengenali ancaman sampah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan mendasarkan pada tiga indikator: limbah padat terkendali, tingkat daur ulang, dan pengelolaan polusi plastik laut.

Baca juga: 7 Cara Kreatif Mendaur Ulang Sampah di Rumah

Austria, misalnya, pada kategori tingkat daur ulang, memiliki skor tinggi. Sebanyak 54 persen limbahnya telah didaur ulang.

Austria meningkatkan persentase limbah yang didaur ulang dengan memberlakukan larangan total pada produk tertentu yang berakhir di tempat pembuangan akhir sampah (TPA).

Secara umum, setiap produk yang memiliki tingkat emisi karbon organik total lebih tinggi dari lima persen tidak diperbolehkan masuk ke TPA.

Sampah ini harus didaur ulang dengan cara tertentu. Jenis undang-undang yang ketat ini telah menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat daur ulang di Austria selama beberapa tahun terakhir. Ada beberapa negara lain di Eropa yang mengikuti.

Bagaimana dengan Amerika Serikat? Negara ini tidak mendaur ulang limbah sebanyak negara-negara lain di dunia. Sulit memperkirakan jumlah total limbah yang didaur ulang di Amerika Serikat karena dikontrol di tingkat negara bagian.

Baca juga: Hemat Uang Belanja, Tempat Sampah Ini Bisa Anda Buat Sendiri

Tidak banyak peraturan dan regulasi di tingkat federal. Oleh karena itu, ada beberapa negara bagian yang melakukan pekerjaan daur ulang yang jauh lebih baik daripada yang lain.

Selain itu, hanya karena seseorang di Amerika Serikat memasukkan sesuatu ke tempat sampah tidak berarti itu akan didaur ulang.

Pabrik daur ulang dapat memutuskan, sebagian limbah mungkin tidak dapat didaur ulang, sehingga mungkin akan berakhir di TPA.

Meskipun Eropa terkait erat dengan daur ulang, ada beberapa negara Asia yang juga melakukan pekerjaan dengan baik. Misalnya, Korea Selatan berhasil bersaing dengan beberapa negara Eropa dalam daftar ini.

Korea Selatan memiliki tingkat daur ulang sekitar 53,7 persen. Negara ini memiliki sejumlah perusahaan swasta yang sangat sukses yang mengumpulkan limbah, mendaur ulang, dan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan.

Baca juga: Bergantung Daur Ulang Saja Tak Cukup Atasi Sampah Plastik

Menariknya, Negeri Ginseng ini tak hanya unggul pada indikator daur ulang, juga dua indikator lainnya yakni limbah padat terkendali, dan penanganan polusi plastik laut.

Berikut EPI Score untuk 10 Negara dengan Pengelolaan Sampah Terbaik Tahun 2023:

  1. Luxembourg 79,10
  2. Austria 77,40
  3. Swiss 76,40
  4. Republik Ceko 74,90
  5. Islandia 73,90
  6. Korea Selatan 72,00
  7. Singapura 71,70
  8. Swedia 70,80
  9. Norwegia 70,70
  10. Finlandia 69,60
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Bagaimana London Fashion Week Mendorong Fashion Berkelanjutan?

Bagaimana London Fashion Week Mendorong Fashion Berkelanjutan?

LSM/Figur
Kebangkitan PLTN, Listrik dari Nuklir Akan Pecahkan Rekor pada 2025

Kebangkitan PLTN, Listrik dari Nuklir Akan Pecahkan Rekor pada 2025

Pemerintah
Pedoman Penurunan Emisi Cakupan 3 Baru untuk Industri Kimia Dirilis

Pedoman Penurunan Emisi Cakupan 3 Baru untuk Industri Kimia Dirilis

Swasta
Resmi, Utang Indonesia ke AS Rp 573 Miliar Ditukar untuk Konservasi Terumbu Karang

Resmi, Utang Indonesia ke AS Rp 573 Miliar Ditukar untuk Konservasi Terumbu Karang

LSM/Figur
Rektor IPB: Masih Ada Kesenjangan Pembiayaan SDGs, Perlu Inovasi

Rektor IPB: Masih Ada Kesenjangan Pembiayaan SDGs, Perlu Inovasi

LSM/Figur
Karbon Indonesia Dijual ke Luar Negeri, Pengamat: Pembeli Cari yang Berkualitas

Karbon Indonesia Dijual ke Luar Negeri, Pengamat: Pembeli Cari yang Berkualitas

LSM/Figur
Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

Pemerintah
Tak Cukup 5 Tahun, Indonesia Perlu Rencana 25 Tahun untuk Capai NZE

Tak Cukup 5 Tahun, Indonesia Perlu Rencana 25 Tahun untuk Capai NZE

LSM/Figur
Tantowi Yahya Sebut Indonesia Diposisikan Pimpin Masa Depan Berkelanjutan

Tantowi Yahya Sebut Indonesia Diposisikan Pimpin Masa Depan Berkelanjutan

LSM/Figur
Berdampak Buruk ke Lingkungan, Pagar Laut Tangerang Harus Segera Dibongkar

Berdampak Buruk ke Lingkungan, Pagar Laut Tangerang Harus Segera Dibongkar

LSM/Figur
Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

BUMN
Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Pemerintah
Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Pemerintah
Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau