GRESIK, KOMPAS.com - Kebiasaan membuang sampah sembarangan sempat menjadikan Desa Babaksari, Kecamatan Dukun, Gresik, Jawa Timur, kurang elok dipandang mata.
Namun kini pemandangan tersebut telah berubah, seiring kesadaran dari warga dengan dibarengi upaya yang dilakukan oleh pemerintahan desa setempat.
Pemandangan di Desa Babaksari yang terdiri atas tiga dusun, meliputi Dusun Babaksari, Petissari dan Sariwonorejo, sudah berubah bersih dan terlihat asri.
Hal ini berkat kesadaran warga di delapan Rukun Tetangga (RT) dengan empat Rukun Warga (RW) membuang sampah pada tempat yang disediakan, ditunjang keberadaan Bank Sampah Sumber Rejeki Babaksari.
Baca juga: Raih Dana Hibah Transform, Alner Kurangi 1.300 Kilogram Sampah Plastik
"Tidak seperti sebelumnya, kini masing-masing warga sudah mulai menyadari. Kampung terlihat lebih asri dan tertata, karena tidak ada lagi sampah yang dibuang sembarangan," ujar salah seorang warga Mohammad Syafi'i (58), Rabu (2/8/2023).
Kepala Desa Babaksari Sholihuddin mengatakan, perubahan prilaku warga atas kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan, kemudian dibarengi dengan keberadaan program Bank Sampah Sumber Rejeki Babaksari.
Di mana sampah rumah tangga, terlebih dulu dikumpulkan kemudian dipilah dengan ada yang diolah menjadi kerajinan maupun barang bermanfaat.
"Sempat ada keprihatinan atas sampah yang dibuang oleh warga sembarangan tempat. Kemudian prilaku itu berubah seiring kesadaran masing-masing warga, membuat kami memberikan dukungan melalui program Bank Sampah Sumber Rejeki Babaksari," kata Sholihuddin.
Baca juga: Pengolahan Sampah AMDK Le Minerale Diapresiasi Kementerian LHK
Selain membuat desa dengan luasan sekitar 88.643 hektare tersebut terlihat bersih dan lebih asri, kehadiran bank sampah juga turut meningkatkan perekonomian masyarakat.
Di mana sampah yang dapat dilakukan daur ulang kemudian dipilah, untuk kemudian dijual atau diolah menjadi kerajinan.
"Sampah plastik dan kardus, memang ada yang dijual langsung kepada pengepul. Tapi ada juga yang kemudian diolah sebagai kerajinan atau barang bermanfaat oleh ibu-ibu PKK, tujuannya meningkatkan ekonomi warga," tutur Sholihuddin.
Meski demikian, Sholihuddin menyadari, masih butuh banyak perbaikan dan juga tambahan inovasi lain, sehingga out put dari program bank sampah dapat benar-benar menopang dan menyejahterakan warga Desa Babaksari, yang tercatat sebanyak 2.625 warga dengan 823 KK.
Saat ini, mayoritas warga desa merupakan petani dan wiraswasta.
"Ibu-ibu PKK di sini juga bisa mengolah barang yang sebelumnya sampah, dari plastik, kardus, menjadi kerajinan. Namun yang penting, atas kesadaran tidak membuang sampah sembarangan dapat menjadikan kampung terlihat lebih asri dan tidak kumuh," ucap salah seorang warga yang lain, Khairunisa (30).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya