KOMPAS.com - Pendampingan ibu hamil dan ibu pascapersalinan penting guna menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Menurut Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan Shodiqin, ada kemungkinan terjadi masalah kesehatan pada ibu hamil.
"Pendampingan bagi ibu hamil dan ibu pascapersalinan sangat penting dilakukan," kata Shodiqin dalam pertemuan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di ruang pertemuan Balai Kartini di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: HUT Kota Banda Aceh, Ikalfa Gelar Layanan Kesehatan Gratis bagi Ibu Hamil dan Anak
Hal ini untuk menurunkan AKI dan AKB yang mungkin terjadi karena masalah kesehatan yang dijumpai ibu hamil," imbuhnya.
Shodiqin mengatakan, pendampingan tersebut juga berfungsi sebagai pencegahan agar para ibu tidak melahirkan bayi-bayi stunting.
Berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS), AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 192 dari 100.000 kelahiran hidup.
"Target AKI dan AKB dilakukan melalui intervensi spesifik yang dilakukan saat sebelum, selama, dan setelah hamil," ujar Shodiqin.
Baca juga: Sambut Ramadan, Allianz Gelar Edukasi Kesehatan Lansia, Ibu Hamil, dan Balita
Menurut Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, proyeksi ibu hamil di Sulawesi Selatan sebanyak 158.028 ibu dan ibu melahirkan mencapai 150.845 ibu.
Untuk Kabupaten Bantaeng sendiri, proyeksi ibu hamil sebesar 3.050 Ibu, dan ibu melahirkan sebanyak 2.912 ibu.
Dilihat dari hasil pendampingan pada laman web Aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) per 1 Agustus 2023, tercatat jumlah Ibu pascapersalinan sebanyak 907 orang.
Baca juga: Peningkatan Intervensi pada Ibu Menyusui Dapat Cegah Stunting
Selain itu, ibu pengguna KB pascapersalinan sebanyak 723 orang dengan persentase 79,71 persen.
"Artinya, sebagian besar dari proyeksi ibu melahirkan belum optimal didampingi, hingga ibu tersebut memilih dan menggunakan pilihan alat kontrasepsi," ujar Shodiqin.
Dia berharap agar para TPK bisa dengan tepat mengenai sasaran keluarga stunting serta dapat mendampingi keluarga berisiko stunting.
Harapannya supaya seluruh data dapat tercatat dan terlaporkan dengan benar.
Baca juga: Kesehatan Mental Ibu Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya