Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi El Nino, Kementerian PUPR Minta Kepala Balai Lebih Sensitif

Kompas.com - 08/08/2023, 06:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko meminta para kepala balai lebih peka untuk siap mengantisipasi dampak dari El Nino.

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

"Nah, ini kami meneruskan kepada kepala balai supaya kupingnya itu sensitif, apakah dari sungai, bendungan, irigasi. Itulah kesiapan kami untuk menjemput bola sampai November 2023," terang Jarot dalam Forum Group Discussion (FGD) di Jakarta, Senin (7/8/2023).

Baca juga: Puncak El Nino Mulai Agustus, Daerah Ini Terdampak Paling Parah

Sedangkan Plt Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sophaheluwakan membeberkan beberapa daerah yang harus diwaspadai yakni Pulau Sumatera pertengahan hingga selatan, Riau bagian selatan, Lampung, Banten, Jambi, maupun Jawa Barat.

"Bagaimana prediksinya untuk 2023-2024 itu daerah yang perlu diwaspadai dari Agustus hingga Oktober sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa atau wilayah monsunal akan mengalami prediksinya hujan yang kecil," terang Ardhasena.

Ini dikecualikan bagi tempat-tempat yg memiliki topografis tinggi seperti di Bogor bagian utara.

Ardhasena menuturkan, meskipun saat in, masih dalam musim kemarau di Indonesia, namun, bukan berarti tidak ada hujan sama sekali.

"Tetapi, overall (keseluruhan) kebanyakan neraca air atmosfernya defisit di sebagian besar wilayah Indonesia," ucapnya.

Sebenarnya, kata dia, ada dampak positif dari adanya El Nino yaitu panen garam berpotensi akan meningkat, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Karena saat El Nino terjadi, lautnya mendingin hingga terjadi aqualink. Sehingga, potensi penangkapan ikan itu akan meningkat asalkan dikelola dengan manajemen yang baik seperti memiliki cold storage (gudang pendingin).

"Yang perlu diwaspadai adalah setelah Juli kemarin, Agustus, September dan Oktober masih perlu waspadai karena kemarau," tuntasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

BUMN
Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Pemerintah
Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Pemerintah
Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Swasta
Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek 'Biochar' di India

Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek "Biochar" di India

Swasta
Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

LSM/Figur
Mencairnya Es Antarktika Bisa 'Bangunkan' 100 Gunung Berapi Bawah Laut

Mencairnya Es Antarktika Bisa "Bangunkan" 100 Gunung Berapi Bawah Laut

LSM/Figur
Grab-BYD Kerjasama Sediakan 50.000 GrabCar Listrik di Asia Tenggara

Grab-BYD Kerjasama Sediakan 50.000 GrabCar Listrik di Asia Tenggara

Swasta
Menteri Lingkungan Hidup: Limbah Makan Bergizi Gratis Akan Jadi Kompos

Menteri Lingkungan Hidup: Limbah Makan Bergizi Gratis Akan Jadi Kompos

Pemerintah
Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Anjlok 50 Persen akibat Perubahan Iklim

Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Anjlok 50 Persen akibat Perubahan Iklim

LSM/Figur
Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini

Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini

Pemerintah
Perdagangan Karbon, Upaya Pemerintah Ubah 'Aset Hijau' Jadi Pendorong Ekonomi Berkelanjutan

Perdagangan Karbon, Upaya Pemerintah Ubah "Aset Hijau" Jadi Pendorong Ekonomi Berkelanjutan

Pemerintah
Tanam Mangrove Ditarget 1.500 Hektare Lahan Setahun ke Depan

Tanam Mangrove Ditarget 1.500 Hektare Lahan Setahun ke Depan

Pemerintah
2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari

2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau