JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko meminta para kepala balai lebih peka untuk siap mengantisipasi dampak dari El Nino.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
"Nah, ini kami meneruskan kepada kepala balai supaya kupingnya itu sensitif, apakah dari sungai, bendungan, irigasi. Itulah kesiapan kami untuk menjemput bola sampai November 2023," terang Jarot dalam Forum Group Discussion (FGD) di Jakarta, Senin (7/8/2023).
Baca juga: Puncak El Nino Mulai Agustus, Daerah Ini Terdampak Paling Parah
Sedangkan Plt Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sophaheluwakan membeberkan beberapa daerah yang harus diwaspadai yakni Pulau Sumatera pertengahan hingga selatan, Riau bagian selatan, Lampung, Banten, Jambi, maupun Jawa Barat.
"Bagaimana prediksinya untuk 2023-2024 itu daerah yang perlu diwaspadai dari Agustus hingga Oktober sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan khatulistiwa atau wilayah monsunal akan mengalami prediksinya hujan yang kecil," terang Ardhasena.
Ini dikecualikan bagi tempat-tempat yg memiliki topografis tinggi seperti di Bogor bagian utara.
Ardhasena menuturkan, meskipun saat in, masih dalam musim kemarau di Indonesia, namun, bukan berarti tidak ada hujan sama sekali.
"Tetapi, overall (keseluruhan) kebanyakan neraca air atmosfernya defisit di sebagian besar wilayah Indonesia," ucapnya.
Sebenarnya, kata dia, ada dampak positif dari adanya El Nino yaitu panen garam berpotensi akan meningkat, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Karena saat El Nino terjadi, lautnya mendingin hingga terjadi aqualink. Sehingga, potensi penangkapan ikan itu akan meningkat asalkan dikelola dengan manajemen yang baik seperti memiliki cold storage (gudang pendingin).
"Yang perlu diwaspadai adalah setelah Juli kemarin, Agustus, September dan Oktober masih perlu waspadai karena kemarau," tuntasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya