KOMPAS.com - Stockholm didapuk sebagai kota paling hijau dan berkelanjutan di dunia dengan pencapaian luar biasa di sektor pengelolaan sampah, pelestarian lingkungan, penghijauan, reduksi gas rumah kaca, transportasi publik, dan kualitas hidup perkotaan.
Dari ibu kota Swedia ini, Jakarta bisa belajar bagaimana perubahan iklim bisa diatasi dengan perencanaan terpadu di semua sektor, seraya terus melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala.
Bagaimana Stockholm bisa menjadi kota dengan kualitas hidup paling baik? Berikut resepnya:
1. Menetapkan Rencana Iklim
Pada tahun 1996, Stockholm mengadopsi Rencana Iklim pertamanya, yang menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Baca juga: 10 Kota Paling Berkelanjutan di Dunia, Tak Ada Jakarta
Rencana tersebut direvisi pada tahun 2009, dengan target yang diperbarui untuk tahun 2020 dan 2050. Kota ini juga secara teratur memantau emisinya dan kemajuan pencapaian targetnya.
2. Mempromosikan Transportasi Berkelanjutan
Stockholm telah menerapkan biaya kemacetan bagi pengemudi yang memasuki pusat kota, yang telah mengurangi lalu lintas dan polusi udara.
Kota ini juga memiliki sistem transportasi umum yang luas, termasuk bus, kereta api, dan sistem metro.
Stockholm juga mendorong bersepeda dan berjalan kaki dengan membangun jalur sepeda dan jalur pejalan kaki, serta menawarkan program berbagi sepeda.?
Stockholm telah menerapkan beberapa langkah efisiensi energi, seperti meningkatkan insulasi bangunan, meningkatkan sistem pemanas, dan menerapkan penerangan jalan hemat energi.
Kota ini juga memasang panel surya di gedung-gedung publik dan memiliki rencana untuk memperluas penggunaan energi terbarukan.
4. Ruang Hijau dan Pertanian Perkotaan
Stockholm memiliki tujuan memiliki taman atau ruang hijau dalam jarak 300 meter dari setiap penduduk.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya