Perubahan iklim membuat kondisi semakin panas dan kering sehingga memicu api menyebar lebih cepat, membakar lebih lama, dan mengamuk lebih intens.
Di Mediterania, situasi tersebut berkontribusi pada musim kebakaran yang dimulai lebih awal dan membakar lebih banyak lahan.
Kebakaran yang terjadi sejak pertengahan Juli di pulau Rhodes, Yunani, memaksa sekitar 20.000 orang dievakuasi saat kobaran api mencapai wilayah permukiman di pesisir di tenggara pulau itu.
Cuaca yang lebih panas juga membuat kelembaban tumbuhan menurun. Tanaman yang mengering pada gilirannya gampang dilalap “si jago merah”. Kondisi yang lebih panas dan kering membuat kebakaran jauh lebih berbahaya.
Baca juga: Pertanian Paling Terdampak Perubahan Iklim, Produksi Bisa Merosot
Selain perubahan iklim, ada penyebab lain yang turut memengaruhi gelombang panas. Di Eropa, sirkulasi atmosfer merupakan faktor penting.
Di Eropa, lebih dari sembilan dari 10 kebakaran dipicu oleh aktivitas manusia seperti pembakaran, bahan bakar barbeque sekali pakai, aliran listrik, dan lain-lain menurut data Uni Eropa.
Sejumlah negara, termasuk Spanyol, menghadapi tantangan penyusutan populasi di daerah pedesaan, karena tingginya arus urbanisasi.
Akibatnya, jumlah orang yang tinggal di pedesaan semakin berkurang dan semakin sedikit tenaga kerja yang diterjunkan untuk upaya pencegahan kebakaran.
Baca juga: Apa Saja Tanda-tanda Terjadinya Perubahan Iklim?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya